Taiwan dan China diketahui kerap berseteru dalam banyak hal mulai dari kedaulatan wilayah hingga soal Covid-19. Ketegangan itu tercermin dari jet tempur China yang sering memasuki wilayah udara pertahanan pulau itu.
Selama hampir dua pekan ini saja, China mengerahkan 129 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ).
Lebih rinci, pada Senin (4/10) lalu, pemerintahan Xi Jin Ping mengirim 52 pesawat tempur melintasi pertahanan udara Taiwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu disebut yang tertinggi sejak secara terbuka Taiwan melaporkan serangan pesawat tempur China, dari tahun lalu.
Kemudian pada Jumat (1/10) tercatat 39 pesawat militer melintas, keesokan harinya terpantau ada 38 pesawat militer China yang melintasi zona pertahanan udara Taiwan.
Jenis pesawat tempur yang melintas adalah 26 jet tempur J-16, 10 jet tempur Su-30, dua pesawat Y-8 dan satu pesawat KJ-500.
Menyikapi intimidasi dari China, Taiwan, mengaku siap tempur dengan negara itu. Mereka juga meminta bantuan Australia untuk meningkatkan kerja sama keamanan dan intelijen mengingat provokasi Beijing semakin intens.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, berkomitmen akan melawan sampai akhir jika Beijing memulai perang dengan negaranya.
"Saya yakin jika China akan menyerang Taiwan, saya pikir mereka juga akan menderita," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, memperingatkan akan ada malapetaka jika Taiwan kembali jatuh ke tangan China.
"Jika Taiwan jatuh konsekuensinya akan menjadi malapetaka bagi perdamaian kawasan dan sistem demokrasi," ucap Tsai dalam artikel opininya di Foreign Affairs yang dikutip Reuters.
Lihat Juga : |
Tsai menyatakan Taiwan tak ingin ada konfrontasi militer. Mereka ingin menjalin hubungan yang damai, stabil dan saling menguntungkan.
Jika konflik antar dua wilayah itu pecah, akan menjadi pertumpahan darah pertama di Taiwan, dan risiko eskalasi antar dua kekuatan nuklir yakni Amerika Serikat dan China.
China menghabiskan anggaran 25 kali lebih banyak untuk sektor pertahanan. Sementara Taiwan tengah berusaha mereformasi militer dan alutsistanya.
Taiwan juga memiliki pakta pertahanan dengan AS, dengan Perjanjian Pertama Bersama Sino-AS 1954. Sehingga, secara teori, Negeri Paman Sam itu bisa ditarik ke dalam pusaran konflik, demikian menurut Week.
Lihat Juga : |
China-Taiwan dan China-AS juga kerap bersitegang di Laut China Selatan. Beijing mengaku akan melakukan segala upaya bahkan bila perlu dengan paksaan untuk mempertahankan wilayah Taiwan.
Jika AS, tak melakukan intervensi China akan dengan mudah menjadi kekuatan dominan di Asia. Sekutu AS juga tahu, bahwa ia ternyata tak bisa diandalkan.
Sejarah perseteruan China dan Taiwan baca di halaman berikutnya...