Ribuan Triliun Rupiah Duit AS Disebut Menguap di Afghanistan

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Okt 2021 14:20 WIB
Amerika Serikat disebut menghabiskan total dana US$145 miliar atau Rp2,063 ribu triliun selama dua dekade menginvansi Afghanistan.
Sekelompok tentara AS yang baru tiba usai bertugas di Afghanistan. (Foto: REUTERS/BRENDAN MCDERMID)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat dilaporkan menghabiskan total dana US$145 miliar atau Rp2,063 ribu triliun selama dua dekade menginvansi Afghanistan.

Menurut audit Kementerian Pertahanan AS, total biaya yang dikeluarkan sebesar US$825 miliar atau Rp11.742 triliun. Bahkan Presiden Joe Biden mengatakan jumlahnya dua kali lipat lebih banyak, sekitar $2 triliun atau Rp28.465 triliun.

Uang ribuan triliun dolar itu dilaporkan habis untuk berbagai hal. Utamanya untuk pembangunan infrastruktur dan sumber keamanan Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) bahkan menyinggung soal "pemborosan" seperti di antaranya alokasi dana setengah miliar dolar untuk pesawat yang hanya beroperasi satu tahun saja, pembangunan hotel senilai US$85 juta atau Rp1,2 triliun yang tak pernah dibuka dan kini dalam kondisi rusak.

Anggaran AS itu juga disebut dihabiskan untuk pengadaan seragam militer Afghanistan yang mewah hingga menelan biaya US$28 juta atau Rp398 miliar hingga pembangunan fasilitas kesehatan yang terdaftar di Laut Mediterania.

Berikut 10 kasus penting yang dikumpulkan CNN selama bertahun-tahun.

1. Pembangunan pembangkit listrik

Pembangkit listrik Tarakhil dibangun pada 2007 sebagai generator cadangan bagi Ibu Kota Kabul jika pasokan listrik dari Uzbekistan terganggu.

Sebuah struktur modern dijalankan dengan turbin berbahan bakar diesel, yang dipasok oleh raksasa teknik ternama.

Fasilitas itu menelan biaya US$335 juta saat dibangun dan diperkirakan menghabiskan biaya bahan bakar sebesar US$245 juta setiap tahun.

SIGAR melaporkan fasilitas itu hanya digunakan 2,2 persen karena pemerintah Afghanistan tak mampu membeli bahan bakar.

2. Pengadaan Armada Pesawat Kargo

Angkatan udara Afghanistan yang masih muda membutuhkan pesawat kargo. Pada 2008, Pentagon memilih G222 , pesawat yang dirancang Italia dan mendarat di landasan pacu, untuk melengkapi AU Afghanistan.

Di tahun pertama, menurut kepala SIGAR saat itu, John Sopko, pesawat-pesawat kargo yang dibeli seharga setengah miliar dolar itu sangat sibuk. Tapi di tahun ke dua dan seterusnya pesawat-pesawat itu tak pernah terlihat terbang dan digunakan lagi.

Pesawat-pesawat yang mangkrak tersebut baru diketahui oleh SIGAR ketika Sopko melihat mereka terparkir di bandara Kabul.

Enam tahun setelah pengadaan berlangsung, 16 pesawat yang dikirim ke Afghanistan dijual dengan harga $40.257. Sementara biaya proyek menelan sekitar $549 juta.


3. Pembangunan Markas Marinir di Gurun

Pada 2010, marinir Afghanistan menambah jumlah pasukan di Helmand, wilayah paling mematikan di Afghanistan.

Sebuah pusat komando di pangkalan utama Camp Leatherneck dijadikan sebagai bagian dari upaya itu, meskipun markas tersebut tidak diperlukan karena tak bisa selesai dalam waktu cepat.

Padahal, markas itu dibangun dengan biaya sekitar US$36( Rp512 miliar) di sebuah gurun yang tak diminati secara strategis.

Juru bicara Kementerian Pertahanan, Mayor Robert Lodewijk, menyangkal laporan SIGAR itu. Ia mengatakan anggaran itu termasuk biaya tambahan seperti jalan menuju markas.

4. Uang Rp398 miliar untuk Seragam Tentara

Pada 2007, seragam baru dipesan untuk tentara Afghanistan.

Menteri Pertahanan Afghanistan saat itu, Wardak, menginginkan seragam pasukan dibuat dengan pola kamuflase seperti "Space44ce Forest" buatan perusahaan Kanada HyperStealth.

Sebanyak 1,3 juta set telah dipesan, masing-masing seharga US$43-80. Berbeda dari rencana awal yang diperkirakan US$25-30 untuk seragam pengganti.

Sopko mengatakan pembayar pajak memerlukan tambahan US$28 juta untuk membeli seragam dengan pola yang dipatenkan, dan SIGAR memproyeksikan pada 2017 pilihan pola yang berbeda dapat menghemat potensi US$72 juta selama dekade berikutnya.



Dana AS Boros untuk Setop Ekspor Opium sampai Bangun Hotel

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER