Presiden Myanmar Win Myint memberikan kesaksiannya akan upaya junta militer agar ia mengundurkan diri dari jabatannya. Win Myint, yang ditahan bersama dengan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, membuat komentar tersebut ketika dia bersaksi untuk pertama kalinya di pengadilan junta.
Pria 69 tahun itu menceritakan ketika dua perwira senior memasuki kamarnya pada 1 Februari.
"(Militer Myanmar mendesaknya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, dengan alasan kesehatannya buruk," kata pengacara Win Myint, Khin Maung Zaw.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden menolak permintaan mereka, dengan mengatakan dia dalam keadaan sehat. Para perwira kemudian mengancam dia bahwa penolakan itu akan sangat merugikannya, tetapi Presiden mengatakan kepada mereka bahwa dia lebih baik mati daripada menyetujuinya," tambah Zaw.
Win Myint, sekutu lama Suu Kyi, menghadapi sejumlah tuduhan. Menyusul Myint, Suu Kyi dijadwalkan untuk bersaksi untuk pertama kalinya akhir bulan ini terkait tuduhan yang dijatuhkan kepadanya.
Junta, yang secara resmi dikenal sebagai Dewan Administrasi Negara, telah mengancam untuk membubarkan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dan terus melancarkan kampanye berdarah melawan penentang kekuasaannya.
Para militer dan warga sipil terlibat perang. Militer sendiri menindak brutal siapapun yang menentangnya, mulai dari menembak pengunjuk rasa, menangkap tersangka pembangkang dalam penggerebekan malam, menutup outlet berita, dan menangkap wartawan.
Lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas, menurut kelompok pemantau lokal.