Iran Klaim Sukses Uji Sistem Pertahanan Rudal Mirip Iron Dome

CNN Indonesia
Jumat, 15 Okt 2021 09:01 WIB
Iran mengklaim berhasil menguji sistem pertahanan antirudal yang disebut-sebut mirip dengan milik Israel, Iron Dome, saat latihan perang pada Rabu (13/10).
Ilustrasi Iron Dome. (AFP/Ahmad Gharabli)
Jakarta, CNN Indonesia --

Iran mengklaim berhasil menguji sistem pertahanan rudal yang disebut-sebut mirip dengan milik Israel, Iron Dome, saat latihan perang pada Rabu (13/10).

"Pertahanan udara negara ini sangat siap untuk melindungi instalasi sensitif dan vital melalui sistem pertahanan berlapis," ujar Komandan Pangkalan Udara Hazrat Khatam al Anbiya di Semnan, Amir-Qader Rahimzadeh, seperti dikutip AFP.

Dalam uji coba itu, Iran menggabungkan sistem pertahanan Majid tentara dengan sistem Dezful dari Korps Garda Revolusi untuk menghancurkan rudal jelajah yang masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertahanan yang solid dan berlapis terhadap serangan rudal jelajah merupakan salah satu latihan pertahanan udara bersama yang berhasil dilakukan," ucap Rahimzadeh.

Kepala cabang kedirgantaraan Korps Garda Revolusi, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, mengatakan bahwa sistem pertahanan udara itu sudah dikerahkan ke seluruh negeri.

"Kita tak punya kemampuan ini 15 tahun lalu. Kita bergantung pada peralatan asing untuk radar dan sistem darat ke udara," tuturHajizadeh.

Media pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa radar dan sistem pengawasan elektronik juga dikerahkan dalam operasi ini. Menurut IRNA, latihan itu berhasil mencegat ancaman yang masuk di bawah sejumlah kondisi operasional tiruan.

Iran juga menyebarluaskan foto sistem pertahanan baru ini. Namun, rincian informasi mengenai sistem tersebut belum dirilis.

Salah satu media, Tasnim News, mencoba membedah sistem pertahanan udara itu. Laporan itu menunjukkan sistem pertahanan udara Iran memiliki kesamaan dengan Iron Dome milik Israel.

Sebagaimana dilansir Jerusalem Post, sistem pertahanan itu juga disebut mirip dengan sistem rudal Umkhonto milik Afrika Selatan. Sebelumnya, Teheran pernah meniru Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) milik Afsel di masa lalu.

Menurut Tasmin News, Iran memang sedang mencoba membuat serangkaian sistem pertahanan buatan sendiri yang meniru Rusia dan negara-negara lain.

Misalnya, Iran mengembangkan Bavar 373 yang diluncurkan pada 2019. Bavar 474 disebut mencerminkan kemampuan sistem pertahanan rudal S-300 milik Rusia.

Latihan perang ini sendiri digelar jelang kunjungan utusan Uni Eropa ke Iran untuk membicarakan soal kesepakatan nuklir 2015, JCPOA.

Perjanjian yang diteken negara anggota tetap DK PBB beserta Jerman itu mewajibkan Iran membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir yaitu 90 persen.

Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran. Namun, kesepakatan itu di ambang kehancuran setelah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menarik diri dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi atas Iran.

[Gambas:Video CNN]

Setelah itu, Iran terus menggencarkan program pengayaan uranium. Pada April lalu, Iran mengumumkan bahwa mereka akan memulai pengayaan uranium hingga 60 persen.

Teheran terus menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai. Namun, negara-negara lain mendesak agar Iran kembali merundingkan JCPOA untuk membatasi program nuklir tersebut.

(isa/has)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER