Di tahun tersebut, islamisasi terhadap umat Hindu di Bangladesh juga pernah terjadi. Pemaksaan itu dilakukan oleh politisi Islam sekaligus Wakil Presiden partai politik Jamaat-e-Islami, Delwar Hossain Sayeedi.
Delwar kemudian didakwa dengan 16 tuduhan termasuk pembunuhan, penjarahan, pembakaran, pemaksaan, dan dijatuhi hukuman mati.
Lihat Juga :JEJAK PERADABAN ISLAM Dinasti Mughal dan Islam di Tanah Hindustan |
Beberapa pekan usai dakwaan itu, sejumlah properti milik umat Hindu, baik toko ataupun rumah, dan kuil diserang hingga dibakar oleh pendukung partai Jamaat yang dianggap sebagai serangan balasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekerasan itu lalu menyebar ke seluruh negeri. Tercatat, lebih dari 50 kuil diserang dan lebih dari 1.500 rumah dihancurkan.
Kemudian pada 2014, seorang guru Muslim diduga menjebak rekannya yang beragama Hindu yang dipicu oleh dendam pribadi. Dia sengaja membuat akun palsu atas nama rekannya itu, dan mengunggah komentar hinaan berkenaan dengan Islam.
![]() |
Ia lalu memobilisasi sekitar seribu penduduk untuk menyerang umat Hindu. Akibat insiden itu, 10 orang terluka dan 32 rumah hancur.
Tak hanya menjadi sasaran serangan antarkomunitas, umat Hindu di Bangladesh juga menjadi target kelompok ekstrimis. Pada 5 Desember 2015, serangkaian ledakan terjadi saat upacara ritual keagamaan Hindu di Dinajpur. Akibat serangan itu, enam orang terluka.
Selang beberapa hari, kuil lain di Dinajpur diserang oleh kelompok milisi bersenjata yang juga membawa bom. Sebanyak 9 orang terluka dalam insiden tersebut.
Lihat Juga : |
Lalu, pada 2016, kerumunan massa merusak lima kuil Hindu dan menyerang permukiman akibat unggahan di Facebook yang mengejek salah satu tempat suci bagi umat Islam.
Penindasan umat Hindu di Bangladesh tak banyak berubah dalam sejarahnya, baik saat masih menjadi bagian Timur Pakistan atau sejak negara itu merdeka. Mereka menjadi target selama Perang Pembebasan Bangladesh, sementara Pakistan menyalahkannya atas pemisahan wilayah itu.
Imbasnya, kelompok minoritas Hindu menjadi target eksekusi kekerasan, diperkosa, hingga pelanggaran hak.
Tak hanya dipicu agama, mereka juga kerap menjadi sasaran ancaman dan serangan saat pagelaran politik akan digelar. Misalnya, menjelang pemilihan umum.
(ans/asr)