Mengenal Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Modernisasi Turki

CNN Indonesia
Senin, 18 Okt 2021 08:29 WIB
Mustafa Kemal Ataturk sangat masyhur sebagai tokoh modernisasi dan sekuler di Turki karena upayanya memilah antara soal-soal agama dengan pemerintahan.
Mustafa Kemal Ataturk. (Dok Istimewa/Fatih Mehmet Koksoy)

Mustafa Kemal Ataturk menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam Perang Kemerdekaan Turki. Pada 22 Juni 1919, Ataturk mengeluarkan Surat Edaran Amasya, yang menyatakan bahwa tekad dan keputusan bangsa Turki akan memulihkan pembebasan negara itu. Dalam surat itu, ia juga menyerukan pertemuan Kongres di Erzurum dan Sivas.

Antara 23 Juli dan 7 Agustus 1919, para delegasi berkumpul di Erzurum. Pertemuan kedua di Sivasi dilakukan antara 4 dan 11 September 1919. Dalam pertemuan ini, para delegasi membicarakan kegiatan yang harus dilakukan untuk membebaskan Turki dari kedinastian Ottoman.

Pada 23 April 1920, Turki untuk pertama kalinya mengadakan Majelis Nasional Agung Turki. Pertemuan itu merupakan tonggak penting menuju berdirinya Republik Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Majelis Nasional Agung Turki bertugas untuk mempersiapkan dan mengesahkan undang-undang baru yang diperlukan untuk menyukseskan Perang Kemerdekaan Turki yang dimulai pada 15 Mei 1919.

Perang Kemerdekaan Turki diakhiri dengan Perjanjian Damai Lausanne pada 24 Juli 1923.

Pada 29 Oktober 1923 Republik Turki dideklarasikan dan Ataturk terpilih sebagai presiden pertama negara itu. Menurut konstitusi kala itu, pemilihan presiden diadakan setiap empat tahun sekali.

Ataturk terpilih kembali sebagai Presiden Republik Turki pada 1927, 1931 dan 1935 oleh Majelis Nasional Agung Turki.

Kehidupan Pribadi Ataturk

Ataturk menikah dengan Latife Hanim pada 29 Januari 1923. Pernikahan mereka berlangsung hingga 5 Agustus 1925. Ataturk dikenal sebagai orang yang menyukai anak-anak, ia mengadopsi beberapa putri, yakni Afet (Inan), Sabiha (Gokcen), Fikriye, lkü, Nebile, Rukiye, Zehra dan seorang putra bernama Mustafa.

Ataturk juga memiliki dua anak tambahan yang berada di bawah perlindungannya, yakni Abdurrahim dan Ihsan.

Semasa hidupnya, Ataturk menyukai kegiatan membaca, mendengarkan musik, menari, menaiki kuda, dan berenang. Ia juga suka bermain biliar dan seorang pecinta alam.

Ataturk meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce, Istanbul. Ia meninggal akibat penyakit liver yang dideritanya. Ia sempat dimakamkan di Museum Etnografi di Ankara pada 21 November 1938.

Setelah pembangunan Anitkabir (Makam Ataturk), ia dibawa ke tempat peristirahatan permanennya pada 10 November 1953.

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER