Ataturk, Tokoh Sekuler Turki dalam Polemik Nama Jalan DKI

CNN Indonesia
Selasa, 19 Okt 2021 07:08 WIB
Nama perintis modernisasi Turki, Mustafa Kemal Ataturk, kembali mencuat di publik Indonesia di tengah polemik nama jalan di DKI Jakarta.
Mustafa Kemal Ataturk disebut pahlawan di Turki. (AFP/STR)

Mustafa Kemal Ataturk menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam Perang Kemerdekaan Turki. Pada 22 Juni 1919, Ataturk mengeluarkan Surat Edaran Amasya, yang menyatakan bahwa tekad dan keputusan bangsa Turki akan memulihkan pembebasan negara itu. Dalam surat itu, ia juga menyerukan pertemuan Kongres di Erzurum dan Sivas.

Antara 23 Juli dan 7 Agustus 1919, para delegasi berkumpul di Erzurum. Pertemuan kedua di Sivasi dilakukan antara 4 dan 11 September 1919. Dalam pertemuan ini, para delegasi membicarakan kegiatan yang harus dilakukan untuk membebaskan Turki dari kedinastian Ottoman.

Pada 23 April 1920, Turki untuk pertama kalinya mengadakan Majelis Nasional Agung Turki. Pertemuan itu merupakan tonggak penting menuju berdirinya Republik Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Majelis Nasional Agung Turki bertugas untuk mempersiapkan dan mengesahkan undang-undang baru yang diperlukan untuk menyukseskan Perang Kemerdekaan Turki yang dimulai pada 15 Mei 1919.

Perang Kemerdekaan Turki diakhiri dengan Perjanjian Damai Lausanne pada 24 Juli 1923.

Pada 29 Oktober 1923 Republik Turki dideklarasikan dan Ataturk terpilih sebagai presiden pertama negara itu. Menurut konstitusi kala itu, pemilihan presiden diadakan setiap empat tahun sekali.

Ataturk terpilih kembali sebagai Presiden Republik Turki pada 1927, 1931 dan 1935 oleh Majelis Nasional Agung Turki.

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER