Brasil mendeteksi varian Gamma atau P.1 pada November 2020 lalu. Namun laporan pertama justru muncul dari Jepang, saat varian itu menginfeksi wisatawan dari Brasil.
Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan varian ini lebih mudah menular dan menyebar, Dampak arian ini mirip campak dan bisa menginfeksi tubuh hanya dengan berpapasan.
Namun, varian ini masih tergolong dalam Variant of Interest (VoI). Artinya varian Kappa terindikasi memiliki perubahan terkait sifat penularan, kepekaan alat tes, keparahan gejala, hingga kemampuan virus dalam menghindari imunitas sehingga perlu diteliti lebih jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari 2021, Jepang mendeteksi varian Covid-19 yang disebut varian R.1. Varian ini mengandung mutasi yang memungkinkan menembus perlindungan antibodi bahkan bagi mereka yang sudah divaksin lengkap.
Menurut Outbrek.Info ada 10.567 kasus R.1 yang terdeteksi di seluruh dunia.
Varian Covid-19 B.1.621 atau Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari lalu. Strain ini tergolong dalam kategori "variant of Interest (VOI)."
Sejauh ini, ada 40 negara yang terpapar varian covid tersebut termasuk di Jepang. Varian ini disebut banyak ditemukan di Amerika Serikat dan Eropa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mutasi varian itu mengindikasikan risiko kebal terhadap vaksin. Namun, untuk lebih memahami varian Mu, mereka meminta studi lanjutan.
Indonesia juga menemukan varian virus corona yang diberi tanda B1.466.2 yang masuk dalam daftar pantau oleh WHO.
B1.466.2 pertama kali ditemukan di Bekasi pada 12 November 2020 dan dipantau WHI sejak April lalu.
Varian itu sudah menyebar ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Selain itu, B1.466.2 juga terdeteksi di Australia dan Jepang.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan varian ini bahkan sempat menyebar secara masif di Indonesia sebelum varian Delta melanda negara ini.
(isa/bac)