ASEAN Khawatir Insiden Serius di LCS saat Provokasi China Meningkat

CNN Indonesia
Kamis, 28 Okt 2021 11:45 WIB
ASEAN khawatir soal reklamasi pulau buatan hingga insiden serius yang sering terjadi di LCS di tengah provokasi China yang meningkat di perairan itu.
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT ASEAN Ke-38 dan Ke-39 secara virtual pada Selasa (26/10). (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) mengungkapkan kekhawatiran atas serangkaian aktivitas mengganggu dan insiden serius yang semakin sering terjadi di Laut China Selatan.

ASEAN menuturkan sejumlah negara anggota khawatir atas reklamasi dan berbagai insiden serius lainnya, termasuk yang menyebabkan kerusakan lingkungan laut di Laut China Selatan.

"Kami membahas situasi di Laut China Selatan, di mana kekhawatiran diungkapkan oleh beberapa anggota tentang reklamasi, kegiatan, dan insiden serius di perairan itu, termasuk kerusakan lingkungan laut, yang telah mengikis kepercayaan dan keyakinan," bunyi kutipan pernyataan Ketua ASEAN soal hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-38 dan Ke-39 yang berlangsung pada Selasa (26/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Itu semua) dapat meningkatkan ketegangan dan dapat merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan."

Kekhawatiran itu dibahas ASEAN di tengah aktivitas hingga provokasi China yang terus meningkat di perairan yang sebagian besar diklaim milik Negeri Tirai Bambu tersebut.

Dalam pernyataan itu, ASEAN juga sepakat menyerukan semua pihak yang bersengketa di Laut China Selatan, termasuk China, menahan diri melakukan kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan hingga mempengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan.

"ASEAN menegaskan kembali perlunya mengupayakan penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk UNCLOS 1982. Kami menekankan pentingnya non-militerisasi dan pengendalian diri dalam pelaksanaan semua kegiatan oleh penuntut dan semua negara lain," ucap ASEAN.

Laut China Selatan terus menjadi batu ganjalan relasi Beijing dengan negara-negara ASEAN.

Laut China Selatan merupakan kawasan rawan konflik terutama setelah China mengklaim hampir 90 persen perairan yang menjadi jalur perdagangan utama tersebut. Klaim sepihak China itu tumpang tindih dengan wilayah maritim sejumlah negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, hingga Taiwan.

Meski Indonesia tak memiliki sengketa wilayah di Laut China Selatan dengan China, aktivitas kapal-kapal Beijing yang kerap berada di dekat perairan Natuna turut membuat Jakarta kelimpungan.

Saat ini, ASEAN dan China pun masih merumuskan kode etik (code of conduct/CoC) di Laut China Selatan demi menghindari konflik terbuka di perairan itu.

Setelah digodok selama kurang lebih satu dekade, ASEAN dan China saat ini masih dalam tahap dua perumusan isi draf CoC.

"Kami menyambut kerja sama yang terus meningkat antara ASEAN dan China, didorong oleh progres negosiasi menuju kesimpulan awal CoC yang konsisten dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982," ucap ASEAN.

"Kami menyambut baik kelanjutan (second reading) pembacaan kedua Naskah Negosiasi COC Single Draft meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19."



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER