OPM Kabur ke Papua Nugini Mengaku Tak Punya Senjata Api

CNN Indonesia
Rabu, 22 Des 2021 18:24 WIB
Salah satu Komandan Batalion di OPM, Wiro Nongganop, mengaku melancarkan perjuangan memerdekakan diri tanpa senjata dan makanan yang memadai.
Desa Yapsi di Papua Nugini. (AFP/CHRIS MCCALL)

Pada April lalu, mereka membunuh kepala intelijen di Papua dan secara dramatis meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak.

Pemerintah kemudian merespons dengan menyebut kelompok separatis itu sebagai teroris. Mereka juga mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut dan meluncurkan serangkaian serangan balasan.

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan atas respons pemerintah Indonesia yang berlebihan dan mencerminkan pola rasisme yang lebih luas untuk menargetkan penduduk asli Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2020 lalu, PBB mengutip adanya tuduhan penyiksaan, pembunuhan warga sipil Papua dan puluhan ribu orang mengungsi.

Mereka juga menyatakan keprihatinan saat Jakarta secara sporadis memutus akses internet dan secara de facto melarang hampir semua jurnalis asing meliput wilayah itu. Hal ini menyulitkan verifikasi independen.

Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan orang Papua adalah warga negara Indonesia sama seperti suku lain.

"Orang Papua bagi kami bersaudara sama seperti orang Jawa, orang Sumatera, orang Bugis dan orang Aceh," ujar dia Desember ini.

Wiro mungkin beruntung masih hidup. Dia melarikan diri karena ia akan ditangkap Kopassus, yang secara teratur berpatroli di desa-desa perbatasan.

Ia juga membeberkan nama dan rincian beberapa orang Papua yang meninggal atau hilang secara mencurigakan selama beberapa tahun terakhir.

"Mereka melakukan pembunuhan rahasia," katanya.

Wiro terus menyalahkan pasukan keamanan Indonesia. Pembunuhan itu, katanya, merupakan sistem sepihak.

"Mereka tidak peduli dengan rakyat. Tiga orang Kopassus datang dengan mobil dan truk lapis baja untuk membawa saya dari rumah saya. Jadi kami kabur," terang dia.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER