Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menganggap demonstrasi yang diwarnai kekerasan selama sepekan terakhir merupakan bagian dari sebuah upaya kudeta.
Tokayev menyebut para militan bersenjata berupaya berlindung di balik para demonstran untuk melancarkan niat mereka menggulingkan pemerintah.
"Kelompok bersenjata yang berkedok dan melebur dalam sayap-sayap para demonstran, tujuan utama mereka sudah jelas, yaitu merusak tatanan konstitusional, menghancurkan institusi pemerintah, dan merebut kekuasaan. Ini adalah jelas upaya kudeta," kata Tokayev dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional seperti dikutip AFP pada Senin (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokayev mengklaim saat ini jajarannya berhasil menggagalkan percobaan kudeta itu.
Tokayev menuding upaya kudeta itu disusun oleh apa yang dirinya sebagai "a single centre".
"Pukulan utama ini ditujukan pada Kota Almaty. Jatuhnya kota ini akan membuka jalan bagi pengambilalihan wilayah selatan yang padat penduduk dan kemudian ke seluruh negeri," papar Tokayev seperti dikutip Reuters.
"Kemudian mereka (militan bersenjata) berencana merebut ibu kota," paparnya menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Tokayev juga menegaskan bahwa pemerintah dan pasukannya tak akan menembak para pedemo yang memprotes dengan cara baik-baik dan damai.
Kazakhstan, ucap Tokayev, akan segera memberikan bukti kepada dunia internasional soal apa yang telah terjadi.
Tokayev menegaskan sejauh ini ada 16 anggota pasukan Kazakhstan tewas, sementara jumlah korban sipil masih diperiksa.
Aparat Kazakhstan juga telah menahan lebih dari 7 ribu orang terkait demonstrasi "berdarah" yang terjadi sejak awal tahun baru dan memuncak dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, sejauh ini, Kementerian Kesehatan Kazakhstan menyatakan sebanyak 164 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi dalam sepekan terakhir.