Afghanistan Akan Buka Kampus Lagi, Taliban Jamin Perempuan Bisa Kuliah

CNN Indonesia
Kamis, 13 Jan 2022 15:16 WIB
Pemisahan antara laki-laki dan wanita pada kegiatan belajar mengajar di Afghanistan. (via REUTERS/SOCIAL MEDIA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pendidikan Afghanistan versi Taliban, Abdul Baqi Haqqani, akan membuka kembali sejumlah universitas negeri bagi pelajar laki-laki dan perempuan secepatnya.

Namun Haqqani tak menyebut secara pasti kapan kampus itu akan dibuka kembali. Hal yang pasti, saat kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung kelas antara laki-laki dan perempuan akan dipisah.

"Dalam beberapa hari mendatang, warga Afghanistan akan mendengar berita Emirat Islam (Pemerintah Taliban) akan membuka kembali universitas negeri," kata Haqqani dalam konferensi pers seperti dikutip Tolo News, Rabu, (12/1).

Dia mengklaim krisis ekonomi dan kurangnya ruang kelas untuk pemisahan murid perempuan dan laki-laki menjadi penyebab keterlambatan pembukaan itu.

Pemerintah Afghanistan, lanjut Haqqani, juga akan membuka universitas internasional.

"Kami juga berencana mendirikan universitas internasional. Universitas akan mencakup hukum Islam, medis, pertanian, dan sejumlah program teknik," kata Haqqani.

Gelar master dan PhD pun akan dibuka di empat kampus di Afghanistan.

Beberapa pelajar mahasiswa kampus negeri mengaku hidup dalam ketidakpastian selama enam bulan sejak Afghanistan dikuasai Taliban.

"Enam bulan ini waktu yang lama dan akan berdampak pada motivasi pelajar," kata salah satu pelajar di Afghanistan, Matiullah Pirozi.

Pelajar lain, Mohammad Hilal, menyayangkan Taliban yang tak bisa membuat konsep sistem dan fasilitas belajar dalam enam bulan.

"Kami terkejut mereka tidak punya skema selama enam bulan. Skemanya bisa dengan mudah dibentuk," kata dia.

Merujuk pertanyaan Haqqani, beberapa wilayah menyediakan beasiswa pendidikan untuk warga Afghanistan.

Afghanistan berada dalam krisis politik dan kemanusiaaan usai Taliban berhasil menguasai negara itu pada Agustus 2021 lalu.

Banyak instansi pemerintah, media, dan perusahaan swasta yang tutup sementara, termasuk kampus negeri.

Krisis ekonomi yang menerjang Afghanistan dan sukarnya pihak internasional memberikan bantuan anggaran semakin melumpuhkan negara itu.



(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK