Penampakan Tonga usai Gunung Meletus: Tertutup Abu Vulkanik

pwn | CNN Indonesia
Selasa, 18 Jan 2022 18:08 WIB
Kondisi Tonga pasca-erupsi gunung bawah laut dan tsunami. (AP/CPL Vanessa Parker)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah gunung api bawah laut di Tonga meletus, kepulauan itu tertutup dengan lapisan tebal abu vulkanik.

Berdasarkan gambar satelit yang dirilis Angkatan Pertahanan Selandia Baru (NZDF), rumah, lapangan, dan pepohonan di Pulau Ha'apai, Tonga, tertutup oleh abu.

Gambar satelit juga menunjukkan penampakan yang sama di distrik Kolofo'ou, Nuku'alofa, ibu kota Tonga. Pepohonan dan rumah benar-benar tertutup oleh debu vulkanik. Beberapa gedung juga terlihat roboh.

Sementara itu, pekerja bantuan kemanusiaan kini khawatir akan potensi pencemaran air dan kekurangan pangan di distrik tersebut.

Direktur Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Alexander Matheou, menuturkan ada masalah lain yang menimpa Tonga selain abu. Ia menuturkan, wilayah pesisir negara itu rusak akibat gelombang tsunami.

"Kami kini khawatir dengan masyarakat di pulau dataran rendah yang dekat dengan lokasi erupsi," tutur Matheou, dikutip dari CNN.

"Saat ini, kita hanya mengetahui sedikit," lanjutnya.

Menurut pejabat dari beberapa negara donor, pengiriman bantuan kemanusiaan terhambat karena abu vulkanik menutup landasan terbang di bandara Tonga.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Selandia Baru, Peeni Henare, mengatakan negaranya akan mengirimkan dua kapal Angkatan Laut ke Tonga pada Selasa (18/1). Henare menuturkan, dua kapal itu akan tiba dalam waktu tiga hari.

Ia menambahkan, kapal jenis HMNZS Wellington dan HMNZS Aotearoa akan dikerahkan untuk membawa helikopter Seasprite, pun juga suplai kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

"Air merupakan salah satu prioritas untuk Tonga di tahap ini, dan HMNZS Aotearoa dapat membawa 250.000 liter air. Kapal ini juga bisa memproduksi 70.000 liter air per hari lewat fasilitas desalinasi," kata Henare.

Tonga sendiri merupakan kerajaan yang menampung lebih dari 100.000 orang. Kebanyakan dari mereka tinggal di pulau utama Tonga, yakni Tongatapi.

Menurut CEO Save the Children Fiji, Shairana Ali, setidaknya ada 100 rumah yang rusak di kepulauan itu. Ada setidaknya 50 rumah yang benar-benar hancur. Angka ini juga berpotensi semakin meningkat, mengingat relawan sedang berusaha mengembalikan jalur komunikasi di negara itu.

"Ini merupakan krisis yang sangat unik, karena kita menghadapi kesulitan komunikasi, rintangan terbesar saat ini adalah mendapatkan informasi detail dari pejabat dan Tonga," ujar Ali. Ia juga memprediksi kekurangan air akan terjadi di wilayah itu dalam beberapa hari.

Kabel bawah laut yang menghubungkan Tonga ke Fiji rusak, dan perbaikannya baru akan dimulai hingga 1 Februari nanti.

"Kabel ini menjadi sangat penting untuk Tonga, (mengingat kabel ini) merupakan penghubung konektivitas digital mereka dengan dunia," kata Chief Technology Officer Southern Cross Cables, Dean Veverka, Selasa (18/1).

Penting diketahui, gunung Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai erupsi pada Sabtu (15/1) dan memuntahkan abu vulkanik. Selain itu, erupsi ini juga menimbulkan gelombang tsunami di wilayah Pasifik.



(bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK