Bela Ukraina, Presiden Taiwan Tegaskan Aksi Militer Bukan Solusi
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengungkapkan empati atas konflik Ukraina dengan Rusia dan menyebut situasinya mirip dengan yang menimpa negaranya.
"Taiwan berhadapan dengan ancaman militer dan intimidasi dari China sejak lama. Maka dari itu, kami berempati dengan situasi Ukraina, dan kami juga mendukung upaya dari seluruh pihak untuk menjaga keamanan regional," kata Tsai dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Taiwan, yang dikutip dalam pernyataan kantornya, sebagaimana dilansir Reuters.
Tsai mengatakan situasi di Ukraina memerlukan perhatian yang seksama. Ia juga meminta Dewan Keamanan Taiwan membentuk kelompok kerja untuk menilai situasi di Kiev dan bagaimana dampaknya kepada Taiwan.
Tsai juga menuturkan pemaksaan bukan solusi untuk menyelesaikan masalah.
"Militer jelas bukan merupakan pilihan untuk menyelesaikan masalah, ini adalah kebenaran universal," kata Tsai.
Taiwan terus mengeluhkan pergerakan militer China di dekat wilayah mereka dalam dua tahun terakhir. Kebanyakan masalah itu adalah keberadaan pesawat militer Beijing di zona pertahanan udara Taipei.
Taiwan menilai China menekan mereka untuk menerima kedaulatan Beijing atas kepulauan itu.
Beberapa waktu lalu, Taiwan melaporkan serangan udara terbesar China ke wilayah itu sejak Oktober. Kementerian Pertahanan Taiwan harus mengerahkan jet tempur mereka untuk mengusir 39 pesawat militer China saat itu.
Di sisi lain, Ukraina dan Rusia semakin memanas. Ukraina, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat kerap menuduh Moskow berencana menginvasi Kiev.
Tuduhan ini terus dibantah Rusia. Mereka juga mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan diri menghadapi ancaman dari Kiev dan NATO.
Rusia khawatir bergabungnya Ukraina dan NATO dapat membawa ancaman bagi Moskow.
(pwn/vws)