Kardinal Luksemburg Serukan Perubahan Ajaran Katolik soal Homoseksual

CNN Indonesia
Jumat, 04 Feb 2022 03:10 WIB
Kardinal Luksemburg, Jean-Claude Hollerich, menyerukan 'revisi fundamental' terkait ajaran Katolik akan homoseksual.
Ilustrasi. Kardinal Luksemburg, Jean-Claude Hollerich, menyerukan 'revisi fundamental' terkait ajaran Katolik akan homoseksual.(CNN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kardinal Luksemburg, Jean-Claude Hollerich, menyerukan 'revisi fundamental' terkait ajaran Katolik akan homoseksual. Ia juga menilai salah bagi gereja bila memecat pekerja karena gay.

Hollerich adalah presiden dari kelompok konferensi uskup Katolik pan-Eropa, yang dikenal sebagai COMECE.

Dalam wawancara bersama KNA, Hollerich dimintai pendapat terkait isu sekitar 125 pekerja Gereja Katolik di Jerman, termasuk beberapa pendeta, mengaku sebagai LGBTQ. Ia juga ditanyai soal ajaran Katolik terkait homoseksual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya percaya bahwa landasan sosiologis-ilmiah dari ajaran ini sudah tidak benar lagi," kata Hollerich, dalam wawancara yang dirilis pada Selasa (1/2).

Hollerich juga mengatakan: "Saya pikir ini adalah waktu bagi kita untuk membuat perubahan fundamental dari doktrin," dikutip dari Reuters.

Selain itu, Hollerich menuturkan pekerja Gereja yang gay juga tidak harus kehilangan pekerjaan mereka.

"Mereka tahu mereka memiliki rumah di Gereja. Bersama kami (keuskupan agung Luksemburg), tidak ada yang dipecat karena mereka homoseksual," katanya kepada KNA.

Sementara itu, Gereja Katolik Roma mengajarkan ketertarikan sesama jenis bukanlah dosa, tetapi aksi homoseksual masuk dalam dosa.

Homoseksual sendiri merupakan salah satu topik yang paling sensitif dalam Gereja Katolik.

Kubu konservatif kerap menuduh Paus Fransiskus memberikan sinyal campuran dan membingungkan umat.

Paus sebelumnya mengatakan, meski gereja tak bisa menerima pernikahan sesama jenis, gereja bisa mendukung hukum yang bertujuan memberikan pasangan sesama jenis hak di beberapa bidang, seperti pensiun, layanan kesehatan, dan warisan.

Paus juga sempat mengirimkan catatan penghargaan kepada para imam dan biarawati yang melayani umat Katolik gay. Ia juga menuturkan orang tua dari anak-anak yang gay tidak boleh membenci anak mereka.

Meski demikian, Paus menuturkan pendeta tidak boleh memberkati pasangan sesama jenis.

Pada Desember, salah satu kementerian Vatikan meminta maaf karena 'menyakiti seluruh komunitas LGBTQ," karena menghapus tautan materi untuk kelompok advokasi gay Gereja yang dipersiapkan untuk Pertemuan Vatikan di 2023.

Namun, permintaan maaf ini menuai amarah kaum konservatif.



(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER