Mengenal Operasi False Flag, Tuduhan AS kepada Rusia soal Ukraina

CNN Indonesia
Rabu, 16 Feb 2022 07:46 WIB
Amerika Serikat menuduh Rusia bisa melancarkan operasi False Flag atau membuat dalih untuk menyerang Ukraina.
Penasihat Keamanan Amerika Serikat, Jake Sullivan, menuduh Rusia menggunakan operasi False Flag. (AFP/CHANDAN KHANNA)

Operasi False Flag merupakan aksi yang bertujuan menyamarkan pihak yang seharusnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.

Sederhananya, operasi tersebut untuk membuat kambing hitam demi memvalidasi serangan mereka ke Ukraina.

Operasi ini bersifat rahasia yang dirancang seolah-olah negara atau kelompok lain melakukan serangan. Aksi tersebut juga biasanya digunakan untuk menetapkan konteks pra-perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, operasi False Flag mengacu pada kegiatan yang dilakukan individu atau organisasi pemerintah untuk melemahkan lawan politik.

Selain rencana bendera palsu Rusia ke Ukraina, beberapa tragedi perang sebelumnya sudah lebih dulu melakukan hal tersebut. Di antaranya Perang Rusia-Swedia, Perang Jepang-Tiongkok kedua, dan insiden Gleiwitz.

Militer Swedia merupakan salah satu yang pertama menggunakan operasi False Flag saat mereka menyerang Puumala pada 1788. Wilayah ini terletak di perbatasan antara Rusia dan Swedia.

Pasukan itu menggunakan seragam tentara Rusia palsu yang dibuat prajurit lokal untuk melancarkan serangan.

Majelis Nasional Swedia kemudian melancarkan serangan sebagai pembalasan. Padahal, sebelumnya mereka tak sepakat perang melawan Rusia. Perang itu lalu berlangsung selama dua tahun.

Selain itu, operasi bendera palsu juga digunakan Jepang untuk menyerang Manchuria pada September 1933. Serangan itu terjadi usai mereka meledakkan bagian rel kereta api.

Meski kerusakan tak begitu signifikan dan layanan kereta api juga tak terganggu, Jepang memanfaatkan insiden ini untuk merebut Manchuria.

Negeri Sakura kemudian menjadikan Manchuria sebagai negara merdeka.

Serangan bendera palsu lain dilakukan Jerman pada 1939 dalam insiden Gleiwitz. Ketika itu Berlin masih dipimpin Adolf Hitler.

Selama kejadian berlangsung, pasukan Hitler menyamar sebagai tentara Polandia untuk melancarkan serangan terhadap sebuah stasiun radio di Jerman.

Serangan itu mengakibatkan sebagian masyarakat Jerman mendukung invasi ke Polandia yang memicu Perang Dunia II.

Sebelum invasi ke Polandia betul-betul terjadi, Hitler mengatakan kebenaran akan luput dari pandangan publik.

"Kredibilitasnya (serangan) tidak penting. Pemenang tidak akan ditanya apakah dia mengatakan yang sebenarnya," kata Hitler.

Konflik di perbatasan Ukraina meningkat usai Rusia mengerahkan ratusan ribu pasukan ke wilayah itu. Menurut catatan AS, sejauh ini setidaknya ada 130 ribu tentara Rusia yang berada di perbatasan Eropa Timur itu.

Putin berulang kali membantah pihaknya berniat menyerang Ukraina. Namun, di satu sisi ia bersikeras tak akan membiarkan Kiev bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER