Kisah Pemberontakan Chechen dari Rusia hingga Kedekatan Putin-Kadyrov

CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2022 13:22 WIB
Bangsa Chechen pernah memberontak dari Rusia hingga akhirnya pemimpin mereka Ramzan Kadyrov sangat dekat dengan Vladimir Putin.
Vladimir Putin dan Ramzan Kadyrov bak ayah dan anak. (AFP/ALEXEY NIKOLSKY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin Republik Chechnya (Chechen), Ramzan Kadyrov, dikenal amat dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kemesraan kedua tokoh itu diperlihatkan setelah pasukan Chechen berulang kali membantu operasi militer Moskow di negara lain. Padahal, Chechen pernah melakukan pemberontakan dari Rusia.

Ramzan bahkan mengaku sebagai prajurit Putin. Sebagai prajurit yang setia, beberapa waktu lalu, ia memutuskan mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia.

"Presiden (Putin) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam kondisi apa pun," kata Ramzan dalam video singkat dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedekatan ia dan Putin bermula saat ayah Kadyrov, Akhmad Kadyrov ditunjuk Rusia untuk memimpin Chechnya pada 2004 lalu. Hubungan itu dipelihara anaknya hingga sekarang.

Jauh sebelum Moskow menunjuk Akhmad Kadyrov, Chechnya dan Rusia terlibat perang dua kali. Ramzan dan ayahnya bahkan turut melawan pasukan Rusia di perang pertama pada 1990-an. Namun, di perang kedua mereka berbalik arah.

Perang itu terjadi tak lama setelah Uni Soviet runtuh. Chechnya mengambil kesempatan emas ini untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Sebelumnya wilayah ini dikuasai Tsar dan Uni Soviet dari 1850-an.

Beberapa tahun setelahnya, yakni pada 1994, Rusia mengirim pasukan untuk menghancurkan Chechnya. Namun mereka salah perhitungan dan strategi.

Laskar Chechen berhasil mempermalukan pasukan Rusia. Wilayah ini adalah simbol betapa lemahnya Moskow. Bagi orang-orang Chechen, kemenangan itu menjadi kebanggaan tapi juga kehampaan karena perdamaian masih belum terlihat.

Pada akhir 1990-an, Chechnya di luar kendali siapa pun. Tempat ini menjadi surga bagi para penjahat, penculik, panglima perang, dan kelompok radikal Islamis.

Perang kedua berkecamuk pada 1999. Ketika itu Putin menjadi perdana menteri. Ia menempatkan Chechnya di puncak daftar tugas yang harus segera diselesaikan.

Putin memang pemula di pemerintahan Rusia, tapi dia tahu untuk memasang kembali kendali Moskow di Chechnya, Putin butuh merangkul penduduk setempat untuk menaklukan wilayah itu.

Putin menemukan orang itu. Dia adalah Akhmad Kadyrov, kepala mufti atau pemimpin wilayah Chechnya. Seorang laki-laki yang sangat terganggu dengan Islam garis keras seperti Wahabisme di wilayahnya.

Melihat keresahan itu, ia akhirnya menjalin kesepakatan dengan Rusia untuk menghentikan kultur Islam yang dianggapnya garis keras.

Akhmad berkepribadian kasar, namun memiliki kkarisma yang luar biasa. Dia berhasil mengorganisasi milisi Chechnya, yang dikenal sebagai Kadyrovtsy, untuk membantu pasukan Rusia menghancurkan rekan-rekan di tanah airnya dulu.

Putin menenangkan Chechnya dengan prasangka ekstrem. Artileri menghancurkan Grozny dan Agen Intelijen Moskow (FSB) menculik ribuan pemuda Chechnya.

Para pemilih Rusia menyukai Putin. Pada 2000, Putin berhasil menjadi orang nomor satu di Rusia. Itu adalah kemenangan yang dia miliki untuk Chechnya. Kemenangan itu juga berkat peran Akhmad Kadyrov, yang artinya Putin berutang pada pria itu.

Lalu pada 2003, melalui bantuan Rusia, Akhmad Kadyrov menjadi pemimpin Chechnya.

Pemberontak anti Moskow terus memperkuat pertahanan pasukannya. Mereka sempat ditawarkan untuk bekerja sama dengan Ahmad Kadyrov, namun tawaran itu ditolak.

Pembunuhan Akhmad Kadyrov, baca di halaman berikutnya...



Pembunuhan Akhmad Kadyrov hingga Ramzan Kadyrov 'Naik Takhta'

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER