Presiden Volodymyr Zelensky mengaku punya solusi untuk Luhansk dan Donetsk, wilayah Ukraina yang berada di pusaran konflik dengan Rusia. Ia pun mengajak Presiden Vladimir Putin untuk berdialog.
"Kami punya solusi yang mungkin bisa menyelesaikan masalah ini. Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin harus mulai berbicara [dengan kami]," kata Zelensky kepada ABC News, seperti dikutip TASS, Rabu (9/3).
Meski demikian, Zelensky menganggap permintaan Rusia untuk mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka kemungkinan sulit dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya membicarakan soal jaminan keamanan. [Luhansk dan Donetsk] belum diakui negara mana pun kecuali Rusia. Namun, kami bisa mendiskusikan dan mencari kompromi mengenai nasib wilayah ini," katanya.
"Yang penting bagi saya adalah bagaimana warga di wilayah itu yang ingin tetap menjadi bagian Ukraina, dan bagaimana warga Ukraina lainnya mau menerima mereka. Masalahnya lebih sulit dari sekadar mengakui [kemerdekaan] mereka."
Selain isu Luhansk dan Donetsk, Zelensky juga menyinggung isu lain yang menjadi salah satu sumbu konflik Rusia dan Ukraina belakangan ini, yaitu keanggotaan Ukraina di NATO.
Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tak lagi memaksakan menjadi anggota NATO setelah mengetahui aliansi pertahanan itu takut akan konfrontasi dengan Rusia.
"Saya sudah meredam diri terkait isu ini sejak lama, setelah kami memahami bahwa NATO tak siap menerima Ukraina," ujar Zelensky dalam wawancara yang juga dikutip AFP itu.
Ia kemudian berkata, "Aliansi itu takut hal-hal kontroversial dan konfrontasi dengan Rusia."
Zelensky lantas menegaskan bahwa ia tak sudi menjadi presiden "negara yang memohon-mohon hingga berlutut."
Kemungkinan Ukraina masuk NATO menjadi salah satu isu yang membuat Rusia naik pitam sebelum melakukan invasi pada 24 Februari lalu.
Presiden Vladimir Putin geram karena dalam beberapa tahun belakangan, NATO terus memperluas cengkeramannya ke negara-negara sekitar Rusia.
Rusia menganggap perluasan wilayah NATO ini sebagai ancaman, terutama karena unsur-unsur militer aliansi Barat ini berada tepat di depan pintu negaranya.
(has)