Jurus Nol-Covid China Bobol dan Lockdown 37 Juta Warga, Apa Sebabnya?

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 09:05 WIB
Tes swab wajib bagi warga China. (AP/Ng Han Guan)
Jakarta, CNN Indonesia --

China belakangan ini tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19. Pada Selasa (15/3) angka harian bertambah 5.100, tertinggi sejak pandemi dimulai. Penambahan itu menyebabkan pemerintah mengunci 37 juta penduduk di lima kota.

Jumlah tersebut memang tergolong rendah dibanding kasus harian di negara lain. Namun, angka ini sangat tinggi untuk negara yang berusaha memberantas virus corona dengan kebijakan Nol-Covid.

Di hari Selasa pula, kasus telah dilaporkaan di 21 provinsi dan komatadya seluruh China. Di antaranya di Beijing, Shanghai, Shenzen dan kota-kota besar lain.

China padahal sempat disebut menjadi salah satu negara yang berhasil menangani pandemi dengan mencatat kasus hanya di kisaran puluhan dan angka kematian yang tergolong kecil.

Namun, bagaimana gelombang Covid kembali mewabah d China?

Covid Kembali Mewabah di China

Kasus mulai meningkat pada awal Maret di sejumlah provinsi di seluruh negeri, termasuk Shandong di timur, Guangdong di selatan dan Jilin di timur laut.

Kemudian pada 6 Maret, para pengamat memperingatkan situasinya memburuk di sejumlah tempat. Namun mereka yakin pemerintah mampu menangani.

"China masih punya kemampuan untuk mengendalikan (virus corona) itu," demikian laporan Global Times kala itu yang dikutip CNN.

Provinsi Jilin yang berbatasan dengan Korea Utara menjadi klaster baru dan memicu kemarahan publik. Hal ini terjadi usai pelajar yang dikarantina mengeluhkan kondisi buruk saat mengisolasi di kampus.

Dari jumlah kasus harian yang tercatat pada Selasa, lebih dari 4.000 infeksi dilaporkan di Jilin.

Sejauh ini, pihak berwenang dan media pemerintah masih belum memberikan rincian lebih lanjut soal wabah yang muncul kembali ini.

Namun, beberapa faktor seperti kasus impor dan prevalensi varian Omicron, yang disebut lebih mudah menular, memperburuk situasi di Negeri Tirai Bambu, demikian menurut kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu ZUnyo.

Varian yang menyebar di China

Varian Omicron (BA.1) disebut telah menjadi pemicu lonjakan kasus di CHina. Salah satu alasan kaasus menyebar begitu cepat dan sukar dilacak karena gejala yang lebih ringan dan masa inkubasi yang relatif lebih singkat.

Varian ini dilaporkan sekitar 80 persen dari kasus-kasus baru di China. Varian Omicron juga telah menggantikan varian Delta yang sebelumnya dominan di negara tersebut.

Selain varian BA.1, sub varian Omicron BA.2 juga dilaporkan terdeteksi di Jilin.



Lockdown dan pembatasan yang diterapkan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT