Selain itu, membisunya sikap negara Arab karena mereka melihat kepemimpinan Amerika Serikat, NATO dan Uni Eropa yang rapuh.
"Ternyata mereka tidak solid dan menjadikan Ukraina sebagai proxy war mereka atas Rusia," papar Rezasyah.
Adapun alasan negara-negara Arab tak berada di pihak Ukraina, menurut Rezasyah, karena mereka menilai pemerintahan Kyiv sangat pro-Israel dan tak peka dengan masalah-masalah keamanan di kawasan Eurasia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara Arab seperti UEA kini memang sudah menjalin normalisasi dengan Israel. Begitu pula Saudi yang berencana ke arah perbaikan hubungan diplomatik. Meski demikian, mereka tetap punya sikap jelas untuk mendukung kemerdekaan Palestina bebas dari tekanan Israel.
Sementara itu, menurut Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta dan anggota Masyarakat Indonesia Peminat Kajian Timur Tengah (ISMES), Achmad Ubaedillah, negara Arab masih membisu soal invasi di Ukraina karena menjaga hubungan dengan Rusia.
"Mereka enggak enak dengan Rusia. Banyak proyek negara-negara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan Rusia," kata Ubaedillah saat dihubungi CNNIndonesia.com. Rabu (16/3).
Menurutnya, secara historis hubungan Saudi dengan Rusia terbilang cukup lama. Mereka saling tenggang rasa.
"Apalagi sekarang, saat hubungan Saudi-AS enggak begitu mesra, seperti era Trump," lanjut Ubaedillah.
Ia menilai hubungan AS dan Saudi merenggang karena Riyadh kecewa pemerintahan Biden kerap mengungkit masalah yang menyangkut hak asasi manusia.
Salah satunya, pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi pada 2018 lalu. Pembunuhan terhadap jurnalis ini disebut melibatkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS).
Kerenggangan Riyadh-Washington semakin terasa saat Presiden Amerika Serikat menelepon MbS pekan lalu, namun tak ada jawaban. Ia juga menghubungi pemimpin UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan, hasilnya sama, nihil respons.
Lihat Juga : |
Biden saat itu berharap obrolan bisa panjang mengenai produksi minyak dari dua negara ini, menyusul kekhawatiran lonjakan harga minyak bagi warga AS imbas sanksi yang dijatuhkan ke Rusia.
Sikap pemimpin Saudi dan UEA yang tak mengangkat telepon Biden disebut karena mereka tak mau pandangan sekecil apa pun dijadikan amunisi Amerika Serikat untuk memojokkan Rusia, demikian menurut Rezasyah.