Para pejabat AS tidak percaya bahwa China akan bersedia memberi Rusia peralatan ofensif besar seperti tank atau jet. Sebaliknya, para pejabat mengatakan mereka percaya kemungkinan besar China akan mengirim barang-barang yang lebih kecil seperti makanan, amunisi, suku cadang, atau peralatan pengawasan.
Para pejabat menilai masih ada kemungkinan China membantu Rusia dalam mengurangi dampak dari melemahnya sanksi Barat, dukungan itu kemungkinan melalui dukungan pendanaan.
Melalui panggilan telepon mereka, Biden berharap mampu menjelaskan kepada Jinping soal kerugian yang akan China keluarkan apabila bersedia membantu perang Rusia, baik itu melalui bantuan militer ataupun secara finansial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden akan menjelaskan bahwa China nantinya akan bertanggung jawab atas tindakan mendukung agresi Rusia dan AS tidak akan ragu untuk 'membebankan biaya'.
Lebih lanjut, dapat diasumsikan bahwa Jinping akan 'mengamankan' masa jabatan ketiga yang bersejarah dalam kekuasaan selama Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis di Beijing pada musim gugur ini. Selama masa-masa yang begitu penting, para ahli Barat percaya Jinping akan sangat memperdulikan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh sanksi sekunder.
Nilai perdagangan antara Uni Eropa dan China diketahui mencapai 800 miliar dolar AS tahun lalu dan nilai perdagangan AS-China lebih dari 750 miliar dolar AS. Sementara nilai perdagangannya dengan Rusia hanya di bawah 150 miliar dolar AS. Bocoran itu diketahui berdasarkan data resmi China.
Biden dan pemerintahannya telah menolak untuk secara terbuka membahas opsi apa yang mereka pertimbangkan, tetapi ia dengan tegas telah memperingatkan bahwa akan ada 'konsekuensi' bagi China jika mereka mendukung Rusia.
Para pejabat AS mengaku sudah was-was dengan hubungan Putin dan Jinping yang semakin dekat bahkan sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Direktur CIA Bill Burns mengatakan pekan lalu bahwa kemitraan kedua negara itu berakar pada faktor 'berdarah dingin'.
Kedua pemimpin negara itu menyatakan hubungan mereka 'tidak terbatas' dalam sebuah dokumen panjang pada bulan Februari lalu, ketika Putin mengunjungi Beijing untuk 'rapat' dan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Dokumen tersebut memperlihatkan China mendukung permintaan pusat Rusia ke Barat. Kedua belah pihak menentang perluasan lebih lanjut dari NATO.
Sejak itu, kemitraan tanpa batas telah diuji saat Jinping juga mempertimbangkan bagaimana merespons perang Rusia di Ukraina. Respons Beijing yang berkembang, seperti menyangkal invasi akan terjadi hingga mencoba menghindari kecaman Barat dengan menampilkan negaranya yang bersedia untuk berpartisipasi dalam mediasi--telah dipantau secara ketat oleh Gedung Putih.
Lihat Juga :![]() Wawancara Eksklusif Dubes Uni Eropa untuk RI Blak-blakan soal Invasi Rusia di Ukraina |
Pejabat AS kemudian melihat sinyal yang berbeda. Ketika China abstain dari pemungutan suara PBB untuk kecam Rusia, hal itu dipandang sebagai tanda Beijing mulai menjauhkan diri. Seorang pejabat tinggi China mengatakan bulan lalu bahwa kedaulatan Ukraina harus dihormati.
Tetapi tanda-tanda lain telah menunjukkan sikap yang lebih akomodatif, termasuk penguatan disinformasi Rusia oleh China. Para pejabat tinggi AS mengatakan kurangnya kecaman adalah indikasi yang cukup tentang di mana kesetiaan asli China.
"Kami percaya China secara khusus memiliki tanggung jawab untuk menggunakan pengaruhnya dengan Presiden Putin dan untuk mempertahankan aturan dan prinsip internasional yang dianut untuk mendukungnya," kata Blinken, Kamis (17/3).
"Sebaliknya, tampaknya China bergerak ke arah yang berlawanan dengan menolak untuk mengutuk agresi ini sambil berusaha menggambarkan dirinya sebagai penengah yang netral," imbuhnya.