5 Alasan Penting Biden-Xi Jinping 'Ngobrol' Bahas Rusia vs Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 18 Mar 2022 15:48 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada hari ini, Jumat (18/3) waktu setempat.
Pertemuan Xi Jinping dan Joe Biden. (AFP/PAUL J. RICHARDS)

4. Sekutu AS di Asia Awasi Reaksi China Terhadap Invasi Rusia dengan Cermat

Invasi Rusia ke Ukraina telah melanggar kedaulatan dan membawa Eropa ke dalam konflik terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Invasi itu juga telah menimbulkan riak kecemasan ke seluruh dunia. Salah satu wilayah yang diawasi dengan ketat adalah Taiwan.

Beijing baru-baru ini juga telah meningkatkan pergerakan angkatan udara di dekat Taiwan, sambil memperingatkan terhadap dukungan AS. Sementara pada hari-hari awal konflik Ukraina, ada kekhawatiran invasi Rusia dapat menandakan invasi China ke Taiwan, meskipun tampaknya tidak akan terjadi invasi.

Para pejabat Amerika sejak itu meremehkan keterkaitannya, sementara respons dukungan terhadap Rusia dapat menyebabkan China memikirkan kembali seluruh rencana terhadap Taiwan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Invasi Rusia telah melecut tidak hanya Barat dan NATO tetapi juga negara-negara di Asia-Pasifik. Bahkan beberapa di tim keamanan nasional Biden sendiri terkejut melihat seberapa cepat beberapa sekutu AS di Asia, termasuk Jepang dan Australia, bersedia menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah invasinya.

5. Hubungan Dekat Biden dan Jinping Memiliki

Biden gemar mengklaim bahwa ia telah menghabiskan waktu yang panjang bersama Jinping ketika keduanya menjabat sebagai wakil kepala negara mereka masing-masing. Biden mengklaim lagi bahwa ia paling banyak menghabiskan banyak waktu bersama Jinping ketimbang pemimpin negara lain.

Namun mereka belum pernah bertemu secara tatap muka sejak Biden menjabat sebagai presiden AS, dan Jinping tidak pernah meninggalkan China selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Kondisi itu kemudian membuat mereka harus bertemu di konferensi daring atau berbicara melalui telepon. Biden yang dinamis mengatakan bahwa ia tidak menemukan sesuatu yang ideal.

Biden dan timnya telah bekerja untuk menetapkan kebijakan dalam mengelola persaingan mereka dengan China. Mereka juga sudah tidak memberlakukan tarif impor yang dikenakan oleh mantan Presiden Donald Trump dan mengkritik China karena tidak menegakkan komitmennya dari kesepakatan perdagangan era Trump.

Sebelum konflik di Ukraina, Biden tampak berniat memfokuskan kembali kebijakan luar negeri AS terhadap Asia, di mana ia memandang persaingan antara AS dan China sebagai tantangan yang menentukan abad berikutnya.

Dan sementara krisis Ukraina telah menyibukkan Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat bersikeras bahwa mereka masih dapat mempertahankan visi utama mereka.

(khr/bac)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER