Ukraina Minta Jaminan Keamanan dari 6 Negara Efek Agresi Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2022 16:43 WIB
Ukraina meminta enam negara menjamin keamanan wilayahnya usai pembicaraan damai di Turki belakangan ini, efek dari agresi Rusia.
Negosiator Ukraina David Arakhamia (kanan) bersama juru runding Rusia Vladimir Medinsky di Istanbul Turki. (AP/)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina meminta enam negara menjamin keamanan wilayahnya usai pembicaraan damai di Turki belakangan ini. Negara-negara itu mulai dari Jerman hingga Israel.

Negosiator Ukraina, David Arakhamia, mengatakan, pihaknya tengah mengusahakan kesepakatan internasional dengan sejumlah negara yang bisa menjadi penjamin keamanan negara eks Uni Soviet itu.

Keenam negara itu, lanjutnya, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yakni Jerman, Turki, Kanada, Italia, Polandia, dan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, juga mengkonfirmasi hal itu. Ia membeberkan usulan negaranya soal kesepakatan keamanan yang mirip dengan pasal 5 Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pasal 5 NATO pada intinya berisi semua negara anggota sepakat jika salah satu di antara mereka mengalami serangan maka dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota.

Menurut Podolyak, pengajuan itu meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Turki, sebagai negara penjamin "yang secara hukum aktif" melindungi Ukraina dari segala bentuk agresi.

"(Itu akan diimplementasikan) melalui referendum dan parlemen negara-negara penjamin," kata Podolyak dikutip Anadolu Agency pada Rabu (30/3).

Sebelumnya, Ukraina menganggap Turki bisa menjadi salah satu pihak yang menjamin keamanan negaranya saat invasi Rusia berakhir.

"Turki merupakan salah satu negara yang bisa menjadi penjamin keamanan kami di masa depan," kata Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva, dikutip Reuters.

Selain soal jaminan keamanan, negosiasi di Turki juga membahas status Crimea dan Donbass.

"Mengenai Crimea, itu penawaran yang jelas bahwa para pihak menyelesaikan masalah secara eksklusif melalui negosiasi bilateral (Rusia-Ukraina) dalam waktu 15 tahun," tutur Podolyak lagi.

Pembahasan Crimea dan wilayah Ukraina timur dilakukan terpisah agar jaminan keamanan untuk Ukraina bisa segera mencapai kesepakatan.

Selain dua hal tersebut, negosiasi Rusia-Ukraina yang berlangsung di Turki gagal mencapai gencatan senjata.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim akan mengurangi serangan di Kyiv dan Chernihiv. Sejumlah pihak meragukan akan pernyataan mereka.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahkan skeptis akan klaim itu. Ia mengatakan warga Ukraina bukan orang-orang naif.



(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER