Pasukan Rusia di Ukraina Ogah-ogahan Laksanakan Perintah

CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2022 09:25 WIB
Sebagian pasukan Rusia disebut ogah-ogahan menaati perintah pusat dalam melancarkan operasi militer di Ukraina.
Sebagian pasukan Rusia disebut ogah-ogahan menaati perintah pusat dalam melancarkan operasi militer di Ukraina. (Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan pusat intelijen Inggris Markas Komunikasi Pemerintah (GCHQ) mengatakan sebagian tentara Rusia di Ukraina menolak melaksanakan perintah invasi.

Berbicara dalam perjalanan ke Canberra, Direktur CGHQ, Sir Jeremy Fleming, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah salam menilai situasi dan pergerakan pasukannya di Ukraina yang saat ini dilaporkan mengalami kemunduran.

"Sepertinya Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran. Jelas, dia salah menilai perlawanan rakyat Ukraina," kata Fleming pada Rabu (30/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fleming mengatakan Putin melebih-lebihkan kemampuan militer Rusia guna mengamankan kemenangan dengan cepat di Ukraina.

"Kami telah melihat tentara Rusia-kekurangan senjata dan moral-menolak melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri, dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming tanpa merinci kapan itu terjadi seperti dikutip CNN.

Fleming menuturkan para penasihat dan pejabat senior Rusia juga takut mengatakan tentang situasi yang sebenarnya terjadi di Ukraina.

"Kami percaya penasihat Putin takut mengatakan yang sebenarnya, apa yang terjadi dan sejauh mana penilaian salah ini harus jelas bagi rezim penguasan," papar Fleming.

Fleming juga mengatakan bahwa Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris telah melihat "niat berkelanjutan dari Rusia untuk mengganggu sistem pemerintahan dan militer Ukraina."

Fleming menuturkan lembaganya juga telah melihat indikator yang menunjukkan aktor siber Rusia berupaya mencari target di negara-negara yang menentang tindakan Kremlin.

Dia juga mengatakan "jelas" bahwa Rusia menggunakan tentara bayaran dan pejuang asing untuk mendukung pasukannya - termasuk kelompok Wagner.

"Kelompok itu bekerja sebagai cabang bayangan dari militer Rusia, memberikan penyangkalan yang tidak masuk akal untuk operasi yang lebih berisiko," kata Fleming.

Ia menambahkan bahwa pasukan Wagner sekarang siap mengirim sejumlah besar personel ke Ukraina untuk berperang membantu Rusia.

"Mereka sedang mempertimbangkan untuk memindahkan pasukan dari konflik lain dan merekrut pejuang baru untuk meningkatkan jumlah," katanya.

"Tentara ini kemungkinan akan digunakan sebagai umpan meriam untuk mencoba membatasi kerugian militer Rusia," ucap Fleming menambahkan.

Mengenai peran China, Fleming mengatakan ada risiko bagi Rusia dan China terkait dengan kedua negara yang terlalu dekat dengan konflik Ukraina.

"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka bertentangan; Rusia bisa terasingkan dari persekutuan (dengan China), "katanya.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER