Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, geram usai mengetahui laporan penemuan ratusan mayat itu.
"Ratusan orang dibunuh. Warga sipil disiksa dan dieksekusi. Jenazah-jenazah berada di jalan. Area ranjau, bahkan ada jasad orang meninggal di ranjau," kata dia.
Ia bahkan menyebut tindakan itu sebagai genosida. Zelensky kemudian menuntut pemerintah Rusia bertanggung jawab atas serangan militer di negaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia sudah melihat banyak kejahatan perang, di waktu berbeda, di berbagai belahan dunia. Ini saat untuk melakukan segala sesuatu guna membuat kejahatan perang militer Rusia jadi manifestasi terakhir kejahatan semacam itu di muka bumi," kata Zelensky pada Minggu (3/4).
Lihat Juga : |
Sebanyak tujuh negara telah melontarkan kecaman ke Rusia menyusul temuan ratusan mayat di Bucha.
Negara itu di antaranya, Prancis, Polandia, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Jerman dan Jepang.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, mengatakan laporan pasukan Rusia menargetkan warga sipil yang tak bersalah mengerikan.
"Inggris sedang bekerja sama dengan pihak lain untuk mengumpulkan bukti dan mendukung investigasi kejahatan perang @IntlCrimCourt [akun Twitter Pengadilan Kejahatan Internasional]. Mereka yang terlibat akan diminta pertanggungjawabannya," tulis Truss di Twitter pada Sabtu (2/4).
Rusia menuduh video viral yang memperlihatkan mayat yang tergeletak di Bucha, Ukraina merupakan propaganda Amerika Serikat.
Moskow menuduh AS dan sekutu sengaja membuat video itu untuk merusak negara yang dipimpin Vladimir Putin.
"Siapa yang ahli provokasi? Tentu saja AS dan NATO," ujar Juru Bicara kementerian Luar negeri Rusia, Maria Zakharova, dikutip Reuters pada Minggu (3/4).
Wrganet ramai-ramai menyebut korbans erangan Rusia di Ukraina hoaks lantaran viral satu video menunjukkan kantong jenazah bergerak. Berdasarkan penelusuran, video itu merupakan cuplikan demonstrasi di Austria.
Dalam video itu, terlihat seorang reporter berdiri di depan sederet kantong jenazah berwarna hitam. Saat kamera mengarah ke kantung itu, orang di dalamnya terlihat bergerak-gerak.
Beberapa warganet memotong bagian video itu dan memberikan keterangan gambar itu diambil di Ukraina.
(isa/rds)