Rusia Desak Ukraina Menyerah, Beri Waktu Tentara Lari dari Zona Perang
Rusia mendesak pasukan Ukraina segera meletakkan senjata dan mengultimatum agar pasukan hingga kombatan di Mariupol menyerah.
Rusia juga mengumumkan telah membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi para tentara Ukraina yang bersedia menyerah di Mariupol, kota yang menjadi salah satu zona perang saat ini.
"Kami sekali lagi meminta pemerintahan Kyiv untuk memberi alasan dan perintah untuk para pejuangnya agar menghentikan perlawanan yang tak masuk akal," demikian bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (19/4).
"Namun, kami memahami bahwa pasukan Ukraina tak akan diberikan instruksi dan perintah seperti itu dari pemerintahan Kyiv, jadi kami meminta para tentara secara sukarela mengambil keputusan ini dan meletakkan senjata," paparnya menambahkan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Shoigu, mengonfirmasi pasukan negaranya secara bertahap tengah menerapkan operasi untuk "membebaskan" atau merebut Ukraina timur.
"Kami mengambil langkah untuk merestorasi perdamaian," kata Shoigu dalam rapat dengan komandan militer Rusia seperti dikutip AFP.
Rusia, belakangan ini, telah memfokuskan pertempuran di sekitar pelabuhan Mariupol, Laut Azov, meski terus menggempur sebagian besar wilayah Ukraina timur seperti Donetsk, Luhansk, dan Donbas.
Mariupol merupakan kota pelabuhan yang menghubungkan bagian timur Ukraina dan semenanjung Crimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014 lalu.
Moskow mengklaim banyak pasukan Ukraina bersembunyi di pabrik metalurgi Mariupol menyusul kekacauan akibat gempuran pasukan Rusia.
"Pasukan Rusia sekali lagi menawarkan batalion nasionalis dan tentara bayaran asing untuk menghentikan semua aktivitas militer dan meletakkan senjata mereka, mulai malam," ucap Kemenhan Rusia.
"Setiap orang yang meletakkan senjata mereka akan dijamin keamanannya."
Sementara itu, Rusia menuturkan koridor kemanusiaan bagi tentara dan kombatan Ukraina dibuka mulai pada 14.00 waktu setempat.
Pasukan Rusia dan kelompok separatis Donetsk akan menghentikan aktivitas militer apa pun" di sekitar rencana pabrik baja Azovstal dalam kurun waktu tersebut.
Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan situasi bencana di pabrik.
Rusia telah menyediakan koridor kemanusiaan di "tiga arah." Mereka juga menyediakan bus, mobil, dan ambulans untuk mengangkut dan merawat orang.
Akomodasi sementara dan fasilitas pertolongan pertama juga telah disiapkan, kata kementerian itu.
"Angkatan Bersenjata Rusia membuka koridor kemanusiaan untuk menarik personel militer Ukraina [dari Mariupol] yang secara sukarela meletakkan senjata dan milisi nasionalis mereka," demikian menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Sementara itu, komandan kelompok separatis pro-Rusia di Donetsk, Eduard Basurin, mengatakan pasukannya juga ikut turun tangan melancarkan agresi Moskow
"Federasi Rusia sangat membantu kami dalam hal ini, menyediakan bantuan melalui udara dan bantuan artileri," kata Basurin.
Basurin juga menolak rumor bahwa warga sipil terjebak di zona industri itu.
"Tak ada warga sipil di sana sekarang," kata dia.