Kota Mariupol jadi 'neraka' pertempuran Batalion Azov melawan pasukan Chechen Pro-Rusia di Ukraina.
Berita lainnya Turki buka suara soal posisi Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terkait agresi Rusia di Ukraina.
Berikut sejumlah berita yang terangkum dalam Kilas Internasional pagin ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mariupol kini menjadi 'neraka' pertempuran antara dua pasukan yang terkenal cukup brutal batalion Azov melawan pasukan Chechen di Ukraina.
Batalion Azov yang disebut kelompok sayap kanan Ukraina bersikeras mempertahankan Mariupol. Sementara pasukan Rusia juga turut dibantu para tentara Chechen yang terkenal beringas dalam pertempuran.
Pihak Rusia mengklaim bakal segera menguasai titik panas terakhir di kota itu, sementara Ukraina mendesak diadakannya dialog demi menyelamatkan warga yang masih terjebak.
Sebagaimana diberitakan Reuters, pasukan Chechen mengklaim Rusia bakal bisa menguasai pabrik baja Azovstal di Mariupol pada Kamis (21/4) siang. Pabrik tersebut merupakan tempat pertempuran terakhir antara kubu Rusia dengan kubu Ukraina.
Presiden G20 tahun ini, Indonesia, buka suara soal aksi Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutu memboikot Rusia dalam pertemuan menteri keuangan forum tersebut di Washington D.C baru-baru ini dengan walk out dari rapat.
Aksi walk out atau meninggalkan ruang rapat itu dilakukan Amerika Cs sebagai bentuk protes terhadap sikap Rusia yang masih melancarkan agresi ke Ukraina.
Co-Sherpa G20 Indonesia dan Staf Khusus Program Prioritas Kementerian Luar Negeri, Dian Triansyah Djani, menilai aksi walk out sejumlah negara G20 dalam pertemuan forum tersebut bukan sebagai bentuk sikap yang ditujukan kepada presidensi G20.
"Walk out itu merupakan refleksi atau pandangan atau sikap negara-negara terhadap suatu negara tertentu dan ini dilakukan di banyak forum multilateral seperti PBB, dewan HAM, maupun pertemuan lainnya yang pernah saya alami pada saat saya menjabat sebagai duta besar. So it's nothing new dan ini bukan khusus dilakukan di G20 saja," kata Djani dalam konferensi pers Kemlu RI secara virtual, Kamis (21/4).
Turki menuduh beberapa anggota NATO menginginkan perang di Ukraina terus berlangsung lebih lama demi melemahkan Rusia.
"Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada CNN Turki dalam sebuah wawancara pada Rabu (20/4).
"Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah," papar Cavusoglu menambahkan.
Meski begitu, dikutip AFP, Cavusoglu tidak menyebut nama-nama negaranya yang ia klaim menginginkan perang di Ukraina berlangsung lebih lama.