Swedia Galang Suara Masuk NATO, Partai Berkuasa Ubah Haluan 7 Dekade

CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 03:20 WIB
Swedia berupaya menggalang dukungan atas rencana menjadi anggota NATO. Partai berkuasa Swedia mengubah haluan 'netral' yang mereka pegang selama tujuh dekade.
Ilustrasi. (AFP/Kenzo Tribouillard)
Jakarta, CNN Indonesia --

Swedia berupaya menggalang dukungan atas rencana pemerintah untuk mendaftar menjadi anggota NATO. Partai berkuasa Swedia mengubah haluan "netral" yang sudah mereka pegang selama tujuh dekade.

Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson, mengatakan bahwa ia akan berupaya menghimpun suara setelah partai berkuasa, Demokrat Sosial, resmi mendukung negara tersebut masuk NATO pada Minggu (15/5).

Berupaya meyakinkan, Andersson mengatakan bahwa masuk NATO merupakan "yang terbaik untuk keamanan Swedia dan rakyat Swedia."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketidakterikatan memang baik, tapi kesimpulan kami adalah [ketidakterikatan] itu tak akan baik untuk kita di masa depan," ujar Magdalena, seperti dikutip Reuters.

Penggalangan dukungan ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mengubah kebijakan partai berkuasa saja, para kader saja bersitegang selama sepekan belakangan.

Namun, setelah perdebatan panjang, partai itu akhirnya memutuskan untuk mendukung pendaftaran Swedia masuk NATO. Tak lama setelah itu, sejumlah oposisi pun mengindikasikan dukungan mereka.

Banyak pihak di Swedia memang menganggap keanggotaan NATO hanya akan memicu amarah Rusia yang bisa berdampak buruk bagi negara tersebut.

Berbeda dengan Finlandia yang sempat berperang melawan Uni Soviet di Abad ke-20, Swedia sudah hidup damai sejak perang Napoleon selesai.

[Gambas:Video CNN]

Tahun lalu, hanya sekitar 40 persen dari publik Swedia yang mendukung negaranya masuk NATO. Meski demikian, persepsi itu mulai bergeser ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu.

Berdasarkan jajak pendapat terbaru, kini lebih dari 60 persen responden mendukung negaranya untuk mendaftar jadi anggota NATO.

"Sebelumnya, saya pikir itu tak perlu, tapi sekarang rasanya lebih baik jika ada negara-negara yang bakal membela pertahanan kami," ujar seorang warga, Cecilia Wikstron.

[Gambas:Video CNN]

(has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER