ANALISIS

Kasus UAS, Kenapa Singapura Amat Sensitif Isu Agama-Etnis?

CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2022 12:01 WIB
Berkaca dari kasus Ustaz Abduk Somad, mengapa Singapura sensitif akan isu agama hingga etnis?
Foto ilustrasi. (joinbrand/Pixabay)

Pada 1964 Singapura masih menjadi bagian Malaysia. Kerusuhan itu mulai terjadi pada 21 Juli 1964 yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad hingga 7 Agustus. Imbas konflik ini sebanyak 23 orang tewas dan 454 mengalami luka-luka.

Sebetulnya, benih-benih kerusuhan ditaburkan setahun sebelumnya, demikian menurut South Asia Globe.

Saat itu Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai utama etnis Melayu berhasil dikalahkan Partai Aksi Rakyat multietnis Singapura (PAP) selama pemilihan Majelis Legislatif Singapura 1963.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beranjak dari kekalahan, UMNO menggunakan strategi yang lebih ekstrim untuk menggalang dukungan. Mereka membangkitkan semangat Singapura-Melayu dengan menarik etnis, agama, dan status ekonomi orang-orang marjinal di pulau itu.

Pada awal Juli 1964, sekretaris Jenderal UMNO, Syed Jaffar Albar, pernah menuduh anggota PAP Melayu tak islami, anti-Islam, anti-Melayu, dan pengkhianat.

"Melayu di Singapura telah lama tertindas. Melayu harus bersatu untuk membela kepentingan mereka sendiri," kata anggota PAP, Othman Wok, menirukan pernyataan Syed Jaffar.

Setelah tuduhan itu, Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, memutuskan bertemu UMNO. Namun Syed dan agitator UMNO lain melancarkan demonstrasi massa sekitar 12.000 peserta.

Mereka juga membentuk "Komite Aksi" untuk mendorong hak istimewa Melayu. Komite ini kemudian mengedarkan pamflet sehari sebelum kerusuhan 1964.

Pamflet itu berisi rencana orang Tionghoa membunuh orang Melayu. Mereka juga mendesak serangan awal terhadap warga Tionghoa dan menghancurkan pemerintah PAP.

Sentimen itu memuncak saat perayaan Maulid Nabi Muhammad, yang digelar di Padang. Di sini, para pemimpin UMNO membuat pidato emosional yang memobilisasi orang Melayu melawan non-Melayu.

Petugas agama UMNO, Syed Ali Redza, menyerukan kepada orang-orang Melayu Singapura untuk "bersatu dan bangkit" demi "memperjuangkan hak-hak mereka."

Kerusuhan semakin menjadi-jadi saat pengunjuk rasa menyerang seorang polisi Tionghoa yang mencoba mengendalikan kerumunan.

Desas-desus menyebar bahwa polisi lah yang mulai menyerang pengunjuk rasa. Lalu para pengunjuk rasa bereaksi dengan menyerang orang-orang Tionghoa yang lewat atau tempat-tempat bisnis yang terlihat.

Kerusuhan menyebar ke bagian lain Singapura. Orang China membalas dengan menyerang orang Melayu di daerah yang didominasi Tionghoa.

Dampak kerusuhan itu sangat dalam, apalagi menimbulkan korban jiwa, dan menyebabkan kemunduran bagi hubungan etnis di Singapura

Mustahil untuk menghilangkan atau mengatasi ketidakpercayaan yang mendalam yang ditimbulkan konflik itu.

Dampak dari kerusuhan juga memperdalam ketidakpercayaan antara pemerintah federal dan Singapura, yang berujung pemisahan diri negara-kota itu pada 1965.

Kerusuhan Pecah Lagi pada 1969

Empat tahun usai Singapura merdeka, kerusuhan antara etnis Melayu dan Tionghoa pecah. Namun kali ini lebih terkendali, tak menewaskan banyak korban dan tak berlangsung lama.

Kerusuhan 1969 berkobar selama sepekan dari 31 Mei hingga 6 Juni di bagian timur dan utara Singapura. Tercatat empat orang tewas dan 80 lainnya terluka.

Tragedi 1969 terjadi imbas insiden 13 Mei di Malaysia. Kerusuhan terjadi antara etnis Melayu dan Tionghoa yang dipicu hasil pemilu di Negeri Jiran. Sebetulnya Singapura tak ada kaitannya, mereka hanya terdampak.

Konflik 13 Mei itu juga disebabkan ketidakpuasan orang Melayu terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan kekhawatiran akan keistimewaan sebagai 'pribumi' akan hilang.

Saat kerusuhan terjadi, PAP mendominasi politik Singapura. Mereka kemudian mengambil langkah untuk menenangkan penduduk desa Melayu dan meyakinankan mereka.

"Pemerintah tak akan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk," kata Othman.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER