Pasukan Ukraina yang Menyerah di Mariupol Jadi Tawanan Perang
Ratusan tentara Ukraina yang menyerah dari Rusia di Mariupol disebut masuk daftar tawanan perang agar mendapat perlakuan manusiawi.
Hal tersebut diungkap Amnesty Internasional yang menyatakan tentara Ukraina kini menjadi tawanan perang.
"[Oleh karena itu mereka] tak boleh mengalami segala bentuk penyiksaan atau perlakuan buruk," kata Amnesty Internasional di Twitter.
Palang Merah Internasional lalu mengumpulkan informasi mereka mulai dari nama, tanggal lahir, dan kerabat untuk bisa masuk daftar tawanan perang, demikian dikutip Associated Press pada Jumat (20/5).
Menurut catatan Rusia, lebih dari 1.700 tentara Ukraina yang berusaha mempertahankan pabrik baja Azovstal di Mariupol menyerah sejak awal pekan lalu.
Beberapa dari mereka dibawa pasukan Rusia ke wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow, Donbas. Lainnya dirawat di rumah sakit.
Batalion Azov Bertahan di Pabrik Baja
Namun, ada sejumlah tentara yang masih bertahan di bunker dan terowongan pabrik itu. Jumlah mereka dirahasiakan.
Wakil komandan Resimen Azov, Svyatoslav Palamar, mengaku dia dan pasukan lain masih ada di sekitar pabrik.
"Sebuah operasi sedang berlangsung, rinciannya tak bisa saya umumkan," kata Palamar dalam video singkat.
Batalion Azov merupakan milisi yang membantu pasukan Ukraina melawan Rusia di Mariupol. Kelompok ini juga diduga menjadi alasan Moskow menginvasi negara tetangganya.
Menghadapi hal demikian, Ukraina berharap ada pertukaran tahanan. Namun pihak Rusia mengancam akan menyelidiki beberapa pejuang Azovstal atas kejahatan perang dan mengadili mereka.
Bagi Rusia, menguasai pabrik baja Azovstal akan memungkinan mereka mengklaim pegang kendali penuh atas Mariupol. Selain itu, Moskow juga akan mengamankan kemenangan yang telah lama dicari.