Netizen India Ancam Warga Muslim Buntut Pemenggalan Penjahit Hindu
Pemenggalan brutal seorang penjahit di Udaipur kembali membuat ketegangan antara umat Hindu dan Muslim di India.
Banyak kaum nasionalis Hindu menyerukan pembalasan atas pemenggalan dengan menyerang balik umat Muslim di India yang menjadi kelompok minoritas di negara Asia Selatan itu.
Dua pria yang menyamar sebagai pelanggan masuk ke toko jahit Kanhaiya Lal, seorang umat Hindu.
Pemenggalan terjadi sekitar 10 hari setelah Lal mengunggah pernyataan mendukung komentar politikus partai berkuasa BJP, Nupur Sharma, yang menghina Nabi Muhammad dan menjadi kontroversial beberapa waktu lalu.
Aksi kejam itu pun sontak memicu amarah netizen India. Tak sedikit netizen yang menuntut pembalasan kekerasan terhadap kedua pelaku dan juga Muslim lainnya.
Sebuah grup publik Telegram yang didedikasikan untuk mempromosikan dan membela agama Hindu meminta seluruh anggotanya mengambil senjata dan menyerang umat Muslim India.
Grup itu juga berencana mengajak anggotanya menyerbu kantor polisi tempat kedua pelaku ditahan dan membunuh mereka.
Sementara itu, Kelompok sayap kanan Hindu, Vishwa Hindu Parishad (VHP) menyerukan protes nasional terhadap terorisme Islam di media sosial. Mereka juga mengeluh bahwa umat Islam kerap mengganggu sentimen agama Hindu.
"Anda seharusnya takut pada hari ketika umat Hindu juga mulai membalas penghinaan itu," kata tokoh senior VHP Surendra Kumar Jain dalam sebuah video yang diunggah online di Facebook dan Twitter.
Video Jain itu telah ditonton hampir 75 ribu kali.
Sejak pembunuhan Lal tersebar luas, nama sang penjahit telah di-mention lebih dari 200 ribu kali di Twitter. Tagar "Hindu Lives Matter" juga telah dipakai lebih dari 2.000 kali per jam pada Kamis (30/6).
Tokoh politik dan beberapa partai India juga bersuara mengecam pembunuhan Lal di media sosial. Mereka bahkan mengkritik negara-negara Muslim yang telah memprotes komentar Sharma lantaran bungkam terkait kasus pemenggalan ini.
Tak sedikit pula komunitas Muslim India yang turut mengecam pemenggalan.
"Tidak ada ruang untuk pembenaran kekerasan dalam Islam," tulis Jamaat-e-Islami Hind, salah satu kelompok Muslim terkemuka yang berbasis di India
Selain Jamaat-e-Islami Hind, belasan komunitas Islam di India lainnya turut mengutuk pemenggalan itu sambil juga menyerukan ketenangan kepada masyarakat.
"Perdamaian tidak boleh diganggu. Tak seorang pun boleh mencoba mengambil keuntungan dari kejahatan buruk ini."