ANALISIS

Apa Biang Kerok Konflik Hindu-Islam di India Makin Sering Terjadi?

CNN Indonesia
Jumat, 01 Jul 2022 07:37 WIB
Protes dan kerusuhan pecah di Kota Udaipur India usai kasus pemenggalan penjahit di India. (ANI via REUTERS/HANDOUT)
Jakarta, CNN Indonesia --

India, belakangan ini, menjadi sorotan usai sejumlah insiden melibatkan pertikaian kelompok antar-agama. Pengamat menilai kebijakan yang diskriminatif menjadi penyebab konflik kerap pecah.

Terbaru, dua warga Muslim memenggal kepala penjahit Hindu karena dianggap mendukung Juru Bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma, yang diduga menghina Nabi Muhammad.

Ketika itu, Sharma menyinggung soal hubungan Nabi Muhammad dengan istrinya di sebuah televisi.

Setelah komentar Sharma, demonstrasi meluas di hampir seluruh penjuru India. Banyak warga yang menuntut politikus BJP dihukum sesegera mungkin.

Insiden pemenggalan itu bermula saat korban menyuarakan dukungan terhadap penghinaan nabi. Sejak saat itu, ia kerap menerima ancaman pembunuhan.

Di suatu hari, dua penyerang datang ke toko tempat ia menjahit. Mereka menyamar sebagai pelanggan kemudian menyerang korban menggunakan pisau besar.

Sesaat kemudian, polisi bergegas ke lokasi. Pemerintah juga mengerahkan aparat tambahan untuk memastikan keamanan.

Mencegah konflik semakin meluas, pihak berwenang juga menerapkan aturan ketat bak lockdown. Di antaranya aturan jam malam dan pembatasan akses internet.

Menanggapi kasus pemenggalan kepala penjahit Hindu dan konflik yang kerap terjadi belakangan ini, pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, tak melihat ada gejala radikalisme maupun terorisme di India.

"Yang ada adalah buruknya hubungan antara kelompok Muslim dan Hindu yang dipicu sentimen keagamaan dari elite politik di India,"ujar Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Kamis (30/6).

Ia menilai pemicu konflik komunal di India justru kebijakan diskriminatif, yang tak merangkul semua golongan. Dengan demikian, tindakan kekerasan dan aksi balas dendam sering terjadi di luar batas kewajaran dan mengerikan.

Fenomena tersebut, lanjut Yon, bukan dipicu jaringan terorisme namun lebih sebagai kejadian lokal karena konflik komunal yang sudah akut.



Panas di Tahun Politik


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :