Ukraina menuding Rusia telah melakukan serangan menggunakan bom fosfor di Pulau Ular, Jumat (1/7). Serangan itu terjadi sehari setelah Rusia menarik pasukannya dari pulau tersebut.
"Hari ini sekitar pukul 18.00. Pesawat SU-30 Angkatan Udara Rusia dua kali melakukan serangan dengan bom fosfor di Pulau Zmiinyi," kata Tentara Ukraina dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP, Sabtu (2/7).
Sebelumnya, Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina, pada Kamis (30/6). Mereka menyatakan penarikan pasukan ini merupakan simbol iktikad baik agar Ukraina bisa mengekspor produk agrikultur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 30 Juni, sebagai iktikad baik, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun di sana," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP.
Kemhan Rusia menegaskan penarikan ini membuktikan kepada dunia bahwa "Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan guna mengirimkan produk agrikultur dari Ukraina."
Rusia mengambil keputusan ini setelah Ukraina menggempur pasukan Negeri Beruang Merah di pulau yang terletak di Laut Hitam itu.
Moskow menegaskan bahwa "bola sekarang berada di tangan Ukraina." Menurut mereka, Ukraina tak kunjung membersihkan kawasan itu dari ranjau darat.
Di sisi lain, Ukraina merayakan kepergian pasukan Rusia ini. Penasihat kepresidenan Ukraina, Andryi Yermak, pun memuji angkatan bersenjata negaranya.
"KABOOM! Tak ada lagi tentara Rusia di Pulau Ular. Angkatan Bersenjata kami hebat," kata Yermak melalui Twitter.
Komando militer Ukraina selatan kemudian mengumumkan bahwa pasukan Rusia "mengevakuasi sisa granisunnya dengan tergesa" dari pulau itu "akibat serangan rudal dan artileri kami."
Selama invasi Rusia di Ukraina, Pulau Ular menjadi sorotan karena merupakan salah satu kawasan jalur lalu lintas ekspor gandum dari negara itu.
Ukraina menuding Rusia mencuri gandum dari sejumlah unit penyimpangan, termasuk di Pulau Ular. Pencurian itu lantas memicu kekurangan pangan global.
(isn/isn)