Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Suzie Sudarman menilai bantahan pihak Ukraina akan klaim Jokowi ini dilakukan karena Kyiv tak ingin terlihat 'seperti menyampaikan pesan.'
"Ukraine tentunya tidak ingin terlihat seperti menyampaikan pesan," kata Suzie ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (4/7).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, posisi Indonesia dalam menanggapi konflik Rusia-Ukraina saat ini tidak memihak Kyiv.
"Negara dalam perang akan mementingkan dirinya dan Indonesia tidak memihak ke Ukraina jadi ya dianggap kurang bersahabat," lanjut Suzie.
Sementara itu, Suzie menilai konfirmasi yang diberikan Rusia atas klaim Jokowi itu dilakukan sebagai upaya Kremlin untuk memengaruhi Indonesia.
"Rusia yang sedang dalam proses meninggikan derajat Pak Jokowi sebagai negara yang sedang dalam proses dipengaruhi akan mengatakan hal tersebut [membenarkan ada pesan dari Zelensky]," ujar Suzie lagi.
Suzie juga menjelaskan bahwa saat ini Rusia menginginkan Indonesia untuk masuk ke kelompok delapan, yang juga beranggotakan China.
Sebelumnya, media Ukrainska Pravda menyebut Rusia sedang berupaya membentuk G8.
Kepala Negara Duma, Vyacheslav Volodin, menerangkan anggota kelompok tersebut ialah negara-negara yang tak ikut terlibat dalam perang sanksi Rusia dengan Barat. Beberapa negara yang tak menjatuhkan sanksi ke Kremlin yakni China, India, Indonesia, Brasil, Meksiko, Iran, dan Turki.
(pwn/bac)