Jakarta, CNN Indonesia --
Di tengah gonjang-ganjing politik di Inggris, sembilan nama pejabat muncul ke permukaan. Mereka dijagokan untuk menggantikan Boris Johnson jika ia dilengserkan dari kursi perdana menteri.
Johnson terancam dilengserkan setelah pergolakan di dalam kabinet pemerintahannya yang menyebabkan total empat menteri mengundurkan diri pada pekan ini.
Jika Johnson benar-benar dilengserkan, sejumlah pejabat dari partainya digadang-gadang dapat mengisi posisi perdana menteri Inggris. Berikut daftarnya, sebagaimana disusun AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Rishi Sunak
Ketika bicara soal sosok mumpuni sebagai PM, banyak pihak langsung menyebut nama Rishi Sunak, salah satu menteri yang mengundurkan diri pada Selasa (5/7).
Sunak sangat tenar di jagat maya. Popularitasnya juga meroket karena dianggap dapat melambungkan kembali perekonomian di tengah pandemi Covid-19.
Namun, popularitas Sunak sedikit merosot karena ia tak mau mengalirkan bantuan lebih banyak ketika krisis biaya hidup kian mencekik warga.
Selain itu, citranya juga sempat tercoreng karena sejumlah pertanyaan terkait kekayaan pribadi dan masalah pajak keluarganya.
2. Sajid Javid
Tak hanya Sunak, Sajid Javid juga merupakan salah satu menteri yang mengundurkan diri pada Selasa. Sebelum menjadi menteri kesehatan, Javid juga pernah mundur dari jabatan menteri keuangan pada 2020 lalu.
Pria berusia 52 tahun ini merupakan putra dari seorang imigran Pakistan yang bekerja sebagai sopir bus. Beranjak dewasa, ia menjadi bankir sukses.
Layaknya Sunak, kekayaan pribadi dan urusan pajak Javid juga dipertanyakan.
[Gambas:Video CNN]
3. Ben Wallace
Nama Wallace saat ini berada di posisi puncak sejumlah jajak pendapat Partai Konservatif sebagai sosok yang dianggap layak menjadi pemimpin.
Ia meraup banyak dukungan karena perannya sebagai menteri pertahanan di tengah perang antara Rusia dan Ukraina.
Sekutu dekat Johnson ini sebenarnya tak berhasrat menjadi PM, tapi ia dianggap kompeten dan sangat lugas dalam bertutur.
4. Liz Truss
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, juga digadang-gadang bisa menjadi pengganti Johnson berkat popularitasnya di antara anggota Partai Konservatif.
Ia sangat dikagumi karena ceplas-ceplos dan tak ragu melontarkan kata-kata bernada menyerang pihak lain.
Bak pedang bermata dua, ketajaman lidah Truss juga membuat kemampuan penilaiannya terhadap situasi dipertanyakan.
Ambil contoh pada Februari lalu, Truss menyerukan agar warga Inggris ikut bertempur mendukung Ukraina melawan Rusia.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
5. Jeremy Hunt
Sebagai mantan menteri luar negeri dan eks menteri kesehatan, Hunt dianggap sebagai salah satu calon terkuat pengganti Johnson.
Ia kalah dari Johnson dalam pemilu 2019 lalu. Saat itu, Hunt menggambarkan dirinya sebagai pilihan alternatif yang "serius."
Ketika Johnson menghadapi mosi tidak percaya bulan lalu, Hunt langsung mencari celah untuk berkampanye di hadapan partainya agar dapat mengambil alih jabatan.
"[Di bawah Johnson], kita tak lagi dipercaya oleh elektorat. Kita akan kalah di pemilu selanjutnya," ucap Hunt.
Meski demikian, popularitas Hunt belakangan merosot karena kinerjanya selama menjadi menkes sebelum pandemi tak segemilang penggantinya, yang merupakan sekutu dekat Johnson.
6. Nadhim Zahawi
Baru ditunjuk menjadi menteri keuangan, Nadhim Zahawi langsung banjir pujian karena dapat memastikan aliran vaksin selama pandemi Covid-19.
Sebelum menjadi menkeu, Zahawi juga sudah mencicipi kursi menteri pendidikan.
Zahawi merupakan mantan pengungsi dari Irak yang datang ke Inggris saat masih anak-anak dan belum bisa berbahasa Inggris.
Beberapa waktu sebelum terjun ke kancah politik, ia mendirikan perusahaan jajak pendapat kredibel, YouGov.
Namun kini, kekayaan pribadinya menjadi sorotan karena sejumlah peristiwa, salah satunya ketika ia mengungkap anggaran parlemen untuk menghangatkan kandang kudanya.
7. Dominic Raab
Menyandang titel wakil perdana menteri dan menteri kehakiman, nama Dominic Raab otomatis muncul ke permukaan ketika membicarakan calon pengganti Johnson.
Kepiawaiannya memimpin negara juga sudah terbukti ketika ia menggantikan Johnson pada 2020. Saat itu, Johnson terbaring di unit perawatan intensif rumah sakit karena terkena Covid-19.
Namun, Raab sempat menjadi sorotan ketika baru jabatannya digeser dari menteri luar negeri menjadi menteri kehakiman.
Banyak pihak menduga ia digeser karena enggan memangkas waktu liburannya, padahal saat itu dunia sedang dihebohkan kabar Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
[Gambas:Video CNN]
8. Penny Mordaunt
Malang melintang di kabinet Inggris, Penny Mordaunt sempat mencetak sejarah sebagai menteri pertahanan perempuan pertama di Inggris. Kini, ia menjabat sebagai menteri perdagangan junior.
Pendukung kuat Brexit ini sudah sejak lama disebut-sebut sebagai salah satu sosok yang dapat merengkuh dukungan dari faksi-faksi berseberangan di dalam Partai Konservatif.
9. Tom Tugendhat
Sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Inggris, Tom Tugendhat sudah beberapa kali mengindikasikan kesiapannya untuk masuk bursa perdana menteri.
Namun, ia kerap berselisih pandang dengan loyalis Johnson. Tugendhat acap kali mengkritik kebijakan pemerintahan Johnson, terutama mengenai penarikan pasukan dari Afghanistan.