Sebagai mantan menteri luar negeri dan eks menteri kesehatan, Hunt dianggap sebagai salah satu calon terkuat pengganti Johnson.
Ia kalah dari Johnson dalam pemilu 2019 lalu. Saat itu, Hunt menggambarkan dirinya sebagai pilihan alternatif yang "serius."
Ketika Johnson menghadapi mosi tidak percaya bulan lalu, Hunt langsung mencari celah untuk berkampanye di hadapan partainya agar dapat mengambil alih jabatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Di bawah Johnson], kita tak lagi dipercaya oleh elektorat. Kita akan kalah di pemilu selanjutnya," ucap Hunt.
Meski demikian, popularitas Hunt belakangan merosot karena kinerjanya selama menjadi menkes sebelum pandemi tak segemilang penggantinya, yang merupakan sekutu dekat Johnson.
Baru ditunjuk menjadi menteri keuangan, Nadhim Zahawi langsung banjir pujian karena dapat memastikan aliran vaksin selama pandemi Covid-19.
Sebelum menjadi menkeu, Zahawi juga sudah mencicipi kursi menteri pendidikan.
Zahawi merupakan mantan pengungsi dari Irak yang datang ke Inggris saat masih anak-anak dan belum bisa berbahasa Inggris.
Beberapa waktu sebelum terjun ke kancah politik, ia mendirikan perusahaan jajak pendapat kredibel, YouGov.
Namun kini, kekayaan pribadinya menjadi sorotan karena sejumlah peristiwa, salah satunya ketika ia mengungkap anggaran parlemen untuk menghangatkan kandang kudanya.
Menyandang titel wakil perdana menteri dan menteri kehakiman, nama Dominic Raab otomatis muncul ke permukaan ketika membicarakan calon pengganti Johnson.
Kepiawaiannya memimpin negara juga sudah terbukti ketika ia menggantikan Johnson pada 2020. Saat itu, Johnson terbaring di unit perawatan intensif rumah sakit karena terkena Covid-19.
Namun, Raab sempat menjadi sorotan ketika baru jabatannya digeser dari menteri luar negeri menjadi menteri kehakiman.
Banyak pihak menduga ia digeser karena enggan memangkas waktu liburannya, padahal saat itu dunia sedang dihebohkan kabar Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
Malang melintang di kabinet Inggris, Penny Mordaunt sempat mencetak sejarah sebagai menteri pertahanan perempuan pertama di Inggris. Kini, ia menjabat sebagai menteri perdagangan junior.
Pendukung kuat Brexit ini sudah sejak lama disebut-sebut sebagai salah satu sosok yang dapat merengkuh dukungan dari faksi-faksi berseberangan di dalam Partai Konservatif.
Sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Inggris, Tom Tugendhat sudah beberapa kali mengindikasikan kesiapannya untuk masuk bursa perdana menteri.
Namun, ia kerap berselisih pandang dengan loyalis Johnson. Tugendhat acap kali mengkritik kebijakan pemerintahan Johnson, terutama mengenai penarikan pasukan dari Afghanistan.
(has)