Takut Ditangkap, Keponakan PM Singapura Lee Hsien Loong Ogah Pulang

CNN Indonesia
Senin, 11 Jul 2022 16:56 WIB
Perdana Menteriu Singapura, Lee Hsien Loong, masih berseteru dengan keponakannya, Shengwu Li. (AFP/TIMOTHY A. CLARY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keponakan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Shengwu Li, mengaku ogah pulang ke negaranya karena takut ditangkap pemerintah negara itu.

"Sudah lima tahun sejak saya pergi dari rumah, karena penuntutan politik yang dilakukan pemerintah Singapura. Teman-teman sering bertanya kepada saya apakah saya aman kembali pulang?" kata Li dalam akun Twitter-nya pada Senin (11/7).

"Kasus pengadilan secara teknis sudah selesai. Meski begitu, saya merasa masih ada risiko substansial bahwa paman saya, Perdana Menteri, akan mencari alasan untuk memenjarakan saya jika saya kembali ke Singapura. Dia senang menghidupkan kembali perselisihan lama," lanjutnya.

Menurut Li, pamannya memiliki kebiasaan untuk melakukan 'kriminalisasi' terhadap pengkritik di pengadilan Singapura.

Li juga mengatakan ia sedih karena tak bisa pulang ke rumah, dan harus melihat Singapura terus merosot ke otoritarianisme.

Selain itu, Li menyampaikan ia kini tinggal di Cambridge, Amerika Serikat, dan memegang kartu hijau. Kartu tersebut merupakan kartu warga AS yang mengizinkan pemegangnya hidup dan bekerja di negara itu secara permanen.

Li Shengwu sendiri merupakan anak dari Lee Hsien Yang, saudara laki-laki Lee Hsien Loong.

Pada 2020, Li sempat dikenai denda sebesar S$15.000 (Rp160 juta) atau penjara selama sepekan akibat unggahannya pada 2017. Dalam unggahan itu, Li mendeskripsikan pemerintah Singapura sangat berantakan dan sistem pengadilannya mudah dipengaruhi.

Sebagaimana diberitakan South China Morning Post (SCMP), unggahan itu dibuat Li setelah Lee Hsien Loong sempat bertengkar dengan keluarganya pada 2015 lalu.

Pada 2015, saudara Lee Hsien Loong, Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang, mengklaim perdana menteri itu "sengaja salah mengartikan" keinginan ayah mereka, Lee Kuan Yew, akan rumah mereka di 38 Oxley Road, pusat Singapura.

Menurut kedua saudara Lee Hsien Loong, perdana menteri dan istrinya menolak rumah itu dihancurkan karena terjaganya rumah itu dapat menambah modal karier politik mereka.

Padahal, Lee Kuan Yew sempat mengatakan kepada publik bahwa ia ingin rumah tersebut dihancurkan. LKY tidak setuju pada ide bahwa rumah itu dapat dikunjungi turis, pun menilai bakal membutuhkan banyak uang untuk menjaga rumah itu.

LKY juga menyampaikan jika rumah itu tak bisa dihancurkan, ia ingin rumah itu hanya boleh dimasuki oleh keluarga dan keturunannya.

(pwn/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK