Jakarta, CNN Indonesia --
Gereja Unifikasi menjadi sorotan usai terseret pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beberapa waktu lalu.
Pembunuh Abe, Tetsuya Yamagami, mengaku menargetkan Abe lantaran diyakini terkait gereja tersebut yang ia benci setelah dinilai membuat ibunya bangkrut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gereja Unifikasi atau yang juga dikenal sebagai Federasi Keluarga untuk Perdamaian Dunia dan Unifikasi membenarkan ibu Yamagami anggota mereka cabang Jepang. Meski begitu, pihak gereja tak mengatakan berapa donasi yang diberikan ibu Yamagami kepada organisasi.
Sekte agama Kristen berusia 68 tahun itu dikenal dengan rentetan kontroversinya mulai dari praktik cuci otak, pernikahan massal, hingga memaksa para anggotanya mencari dan memberikan donasi dalam jumlah besar.
Lantas, bagaimana asal usul Gereja Unifikasi ini muncul?
[Gambas:Video CNN]
Sebagaimana dilansir Britannica, Gereja Unifikasi merupakan gerakan keagamaan yang dibentuk di Busan, Korea Selatan. Gerakan beraliran Kristen ini dibentuk oleh pemuka agama Kristen kelahiran Korea Utara, Moon Sun Myung, pada 1954.
Para pengikut gereja itu disebut sebagai "Moonies" yang diambil dari nama sang pendiri.
Moon lahir pada 6 Januari 1920 di Gwangju Sangsa Ri, Provinsi Pyongan Utara, Korea.
Moon sendiri dibesarkan dalam Gereja Presbyterian. Moon mengaku telah mendapatkan ilham dari Tuhan sebagai mesias di usia 15 tahun. Ia mengaku merupakan penerus Yesus yang dinilai gagal melancarkan misi di bumi.
Moon percaya Tuhan memilihnya untuk menyelamatkan manusia dari Setan, dan dia berpikir komunis merupakan perwakilan Setan di dunia.
Kepercayaan ini kemudian Moon sebarkan di Korea pada 1946. Dua tahun kemudian, Moon dikeluarkan dari Gereja Presbyterian Korea.
Tak lama setelah itu, Moon dipenjara oleh otoritas Korea Utara dengan alasan yang belum benar-benar jelas.
Pada 1950, Moon bebas dan dikirim ke Korea Selatan. Saat itu lah Moon mulai merintis sekte yang akhirnya ia bentuk menjadi Gereja Unifikasi.
Ajaran gereja ini berdasarkan pada ide bahwa Tuhan menginginkan cinta dalam pernikahan dan keluarga sebagai tujuan perdamaian dan keselarasan dunia, menurut laporan Associated Press.
Bagi Moonies, Moon dan istrinya dianggap sebagai "Ayah" dan "Ibu". Keduanya juga mereka percaya sebagai lambang dari keluarga ideal Tuhan.
Sebagaimana dilansir dari situs resmi Institut Hartford untuk Studi Keagamaan, ajaran Moon dikenal dengan sebutan Prinsip Ilahi dan pertama kali ditulis oleh pengikutnya pada 1957.
Ajaran Gereja Unifikasi menjalar hingga Amerika Serikat, baca di halaman berikutnya >>>
Setelah menyebar di Korea Selatan, Gereja Unifikasi mulai melebarkan sayap ke luar negeri dan bahkan tumbuh subur lebih pesat lagi di Jepang dan Amerika Serikat.
Di Jepang, Gereja Unifikasi berdiri pada 1959 usai misionaris Choi Sang-ik menyelundup ke negara itu.
Gereja ini mendorong orang-orang untuk bisa melampaui ras dan agama, membangun kembali bahtera rumah tangga sebagai wadah cinta sejati yang abadi.
Pengamat Korea Selatan sekaligus anggota Gereja Anglikan, Reverand Tahk, mengatakan kesuksesan gereja ini di Jepang terhadap pemujaan leluhur tradisional, memberi lahan subur bagi sekte ini.
Mereka berhasil menyentuh perhatian sebagian warga Jepang terkait kesejahteraan leluhur mereka yang meninggal serta kemakmuran duniawi mereka.
"Budaya dan tradisi agama Jepang, yang berfokus mendoakan kesejahteraan leluhur yang sudah meninggal dan berkah mereka untuk keturunannya, ternyata menjadi ladang yang subur bagi gereja ini mencampuradukkan agama dan imperialisme," ujar Reverend Tahk kepada This Week in Asia yang dikutip South China Morning Post.
Gereja Unifikasi di Jepang meraup jutaan dolar setiap tahun. Mereka menjual rosario, patung Buddha, dan jus ginseng yang konon membawa roh pengembara ke surga.
[Gambas:Photo CNN]
Gereja juga mendorong para anggotanya untuk memberi donasi khusus untuk kematian, bahkan dengan mengambil pinjaman. Namun, juru bicara Gereja Unifiksi di Seoul membantah tudingan itu.
Hingga pada awal 1970-an, Moon memutuskan menyebarkan juga ajarannya ke Amerika Serikat.
Di AS, Moon dan pengikutnya membangun citra yang tinggi, menjual lilin, buku-buku, dan barang lain di tempat umum. Mereka juga mengundang ribuan orang untuk menghadiri acara publik dan seminar Unifikasi, ajang bagi calon anggota mengenal lebih dekat sekte tersebut.
Sementara itu, anggota baru gerakan ini biasanya hidup di pusat Unifikasi atau bersama tim pencari donasi yang nomaden.
Setelah telah lama bergabung ke gerakan ini, anggota akan dijodohkan oleh Moon. Pasangan mereka rata-rata sesama anggota yang belum saling kenal dan bisa saja tak pernah ditemui sebelumnya.
Kebanyakan pasangan kemudian melakukan ritual Unifikasi yang paling penting, yaitu Upacara Anggur Suci. Dalam upacara itu, pengikut Moon percaya garis keturunan mereka telah disucikan.
Setelah acara itu, mereka kemudian ikut dalam pernikahan massal yang dikenal sebagai Pemberkatan.
Sebagaimana diberitakan Associated Press, juru bicara Gereja Unifikasi, Ahn Ho Yeul, mengatakan sebanyak 300 ribu umat mereka ada di Jepang, dan 150-200 ribu berada di Korea Selatan.