Ukraina melalui duta besarnya di Jakarta, Vasyl Hamianin, menyambut baik pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv beberapa waktu lalu. Lawatan Jokowi ke Ukraina itu bagian dari misi sang presiden mendorong perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang kini masih berperang.
Namun, Hamianin menegaskan negaranya tak berharap banyak dari lawatan Jokowi tersebut. Sebab, menurutnya, sampai saat ini tak ada satu pun pemimpin negara yang bisa mengubah pikiran Presiden Rusia Vladimir Putin agar menghentikan invasinya ke Ukraina yang telah berjalan hampir lima bulan.
"Selama hampir 5 bulan ini, hampir setiap minggu banyak tokoh dunia yang mengunjungi Ukraina mulai dari presiden, perdana menteri, ketua DPR (negara asing) hingga selebritas dunia. Banyak orang datang ke Ukraina. Kami memahami lawatan Presiden Jokowi adalah yang pertama bagi pemimpin di Asia sejak lima bulan terakhir dan punya ekspektasi yang beralasan," kata Hamianin di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Senin (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekspektasi yang beralasan ini maksud saya adalah kami tidak menaruh harapan besar karena tidak ada lawatan presiden dan pemimpin negara di dunia ini bisa mengubah sifat jahat diktator Putin. Dia ialah pria 70 tahun yang telah mempersiapkan perang ini bertahun-tahun. Ini mungkin mimpinya dari beberapa dekade lalu," paparnya menambahkan.
Hamianin menegaskan Ukraina tetap menyambut baik seluruh dukungan negara-negara di masa sulit seperti ini, termasuk Indonesia. Namun, menurutnya,tidak banyak yang bisa diharapkan dari satu kunjungan saja.
"Satu kunjungan saja tidak akan mengubah sesuatu secara dramatis," papar Hamianin. Meski begitu, ini adalah langkah awal yang baik," ujarnya saat merespons lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia baru-baru ini.
"Ekspektasi atau harapan tentu sangat baik, tapi yang paling diharapkan adalah rencana yang konkret, instrumen yang konkret dan agenda yang konkret," ucapnya lagi.
Pernyataan itu dikatakan Hamianin usai menjadi pembicara Ambassadorial Lecture 'The Ukrainian Question in Global Politics' di UII.
Dalam kesempatan itu, Hamianin turut memaparkan situasi terkini di Ukraina yang masih dibombardir Rusia. Ia menyebut korban jiwa berjatuhan setiap harinya sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu.
Namun, ketika Jokowi mengunjungi Kyiv, Rusia tak melancarkan serangan apa pun ke Ukraina.
"Bahwa sejak 24 Februari (2022) sampai hari ini setiap hari ada warga sipil yang meninggal akibat serangan Rusia terhadap Ukraina. Kecuali 1 hari, yaitu pada saat Presiden Joko Widodo mengunjungi Ukraina," kata Hamianin.
Jokowi diketahui membawa misi perdamaian saat melawat ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada 29 Juni 2022 lalu. Keduanya membahas soal prinsip kedaulatan.
Selama di Ukraina, Jokowi bahkan sempat 'blusukan' ke kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin yang hancur akibat gempuran Rusia. Jokowi dan rombongan juga sempat mengunjungi rumah sakit tempat korban perang dirawat.
Menurut Hamianin sekitar 10 ribu warga Ukraina termasuk ratusan anak telah menjadi korban invasi Rusia. Selain itu masih ada lagi ratusan ribu warga yang terluka dan terpaksa mengungsi karena perang.
Gempuran ke Ukraina, menurut Hamianin, berkali-kali lipat dampaknya dibandingkan dengan intervensi militer Rusia dalam perang saudara Suriah ke Aleppo, Suriah.
"Pada saat Rusia menyerang Aleppo di Suriah, yang dipakai adalah 150 rudal. Dan dalam 5 bulan terakhir serangan Rusia ke Ukraina itu telah digunakan 4 ribu lebih rudal. Dan itu maknanya sudah berkali-kali lipat dibanding apa yang telah dilakukan Rusia terhadap Aleppo," ucapnya.
Bahkan, lanjut Hamianin, dampak lima tahun serangan Jerman ke Ukraina saat perang dunia ke-2 bahkan tak sebanding dengan gempuran tentara Moskow selama lima bulan ini ke negaranya
"Dan pada saat itu perang terjadi selama 5 tahun dan saat ini (invasi Rusia) baru terjadi 5 bulan tetapi lebih dari 2 kali lipat dampak kerusakan yang terjadi. Ratusan miliar dolar itu menjadi biaya yang kemudian diperkirakan muncul karena kerugian serangan selama 5 bulan terakhir," pungkasnya.
Lihat Juga : |