Masa Lalu Tragis Penembak Shinzo Abe: Ayah dan Kakak Bunuh Diri

CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2022 20:06 WIB
Tetsuya Yamagami, pelaku penembakan mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, memiliki masa lalu tragis, salah satunya karena kakak dan ayahnya bunuh diri.
Tetsuya Yamagami, pelaku penembakan mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, memiliki masa lalu tragis, di mana kakak dan ayahnya bunuh diri. (Kyodo via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tetsuya Yamagami, pelaku penembakan mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, memiliki masa lalu tragis, salah satunya karena kakak dan ayahnya bunuh diri.

Seorang sumber yang dekat dengan keluarga Yamagami mengatakan kepada Yomiuri Shimbun bahwa pria itu sebenarnya tumbuh di keluarga berada.

Ibunya datang dari keluarga kaya, sementara ayahnya lulus dari universitas negeri terkenal. Ayahnya kemudian bekerja di industri konstruksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kemudian, ayahnya bunuh diri. Yamagami, ibunya, kakaknya, bersama adik perempuannya kemudian pindah ke Nara untuk tinggal bersama kakeknya.

Sepeninggal suaminya, ibu Yamagami mulai mengurus perusahaan konstruksi keluarganya. Namun, ibunya terus hidup dalam trauma atas kematian suaminya.

Di tengah kepedihan hidup itu, ibu Yamagami menjadi anggota Gereja Unifikasi. Di sana, ibunya menyumbangkan banyak uang.

Pada 2002, perusahaan keluarga Yamagami bangkrut. Tiga tahun kemudian, kakak Yamagami yang sudah mengidap penyakit sejak lama akhirnya bunuh diri. Yamagami menangis saat kakaknya dikuburkan.

"Kenapa kamu harus mati? Dasar bodoh! Jika kamu hidup, kamu bisa melewati semua ini!" teriak Yamagami di hadapan jenazah kakaknya, menurut keterangan sumber itu.

Kakak Yamagami itu berusia setahun lebih tua darinya. Kakak Yamagami merupakan tokoh yang ia hormati sejak kecil.

Sumber tersebut tak pernah lagi mendengar kabar Yamagami sejak pemakaman kakaknya. Sampai saat ini, masih belum jelas alasan kakak Yamagami bunuh diri.

[Gambas:Video CNN]

The Japan News melaporkan Yamagami sering bergonta-ganti pekerjaan setelah kakaknya meninggal dunia.

Terakhir kali, Yamagami bekerja sebagai pengemudi mesin pengangkat barang di sebuah pabrik di Prefektur Kyoto pada Oktober 2020.

Namun, Yamagami jarang berbicara dengan rekan kerjanya. Yamagami juga pernah menolak perintah atasannya.

"Jika Anda menyuruh itu, Anda seharusnya bisa melakukan itu sendiri," kata Yamagami kepada atasannya.

Yamagami juga sering mengisolasi diri di kantor dan menyantap makanannya sendirian di mobil.

Pada April tahun ini, Yamagami mengatakan jantungnya sakit. Ia kemudian tak pernah lagi datang ke kantor dan mengatakan bakal mengundurkan diri.

Lama tak terdengar, Yamagami kemudian menggemparkan Jepang karena menembak Abe pada dua pekan lalu.

Yamagami mengaku ingin membunuh Abe karena meyakini mantan pemimpin Negeri Sakura itu berkaitan dengan Gereja Unifikasi, organisasi yang membuat keluarganya bangkrut.

"Ibu saya bergabung dengan kelompok itu [Gereja Unifikasi] dan itu menghancurkan keluarga kami," kata Yamagami.

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER