Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Prancis mengeluhkan gelombang panas yang memicu kekacauan jadwal transportasi umum, seperti kereta hingga bus.
Diah Jayengrana Bordes, seorang WNI yang menetap di Kota Paris, Prancis, bercerita bahwa gelombang panas memicu kekacauan jadwal kereta hingga membuat repot.
Ia mengatakan kepada CNNIndonesia.com bahwa jadwal kereta kacau karena sejumlah penyesuaian setelah beberapa rel berubah bentuk akibat panas yang terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadwal subway [kereta bawah tanah] itu enggak terlalu banyak berubah jadwalnya karena itu di dalam kota saja. Tapi kalau seperti kereta api jarak jauh, antarkota, nah itu kacau," ujarnya.
"Itu repot sekali karena ada beberapa jalur juga ke beberapa kota yang ditutup sama sekali karena ini. Panas membuat rel kereta api kayak membengkok. Jadi betul-betul susah sekali. Terhambat karena deformasi rel kereta api."
Diah sendiri sempat ke stasiun untuk mengantarkan anak dan cucunya yang akan menempuh perjalanan kereta dari Paris ke Le Mans.
"Itu hanya untuk perjalanan satu jam ya, panas dan banyak kereta terlambat. Kalau kereta jarak jauh itu bisa mengubah kecepatan," katanya.
Walaupun demikian, Diah sengaja memilih jadwal lebih malam agar cuaca tak terlalu panas sehingga potensi keterlambatan kereta juga berkurang.
"Kebetulan enggak. Kita tidak mengalami perubahan jadwal. Makanya saya ambil kereta yang malam, yang pukul 21.30, untuk menunggu suhu turun dulu," ujarnya.
Sementara itu, seorang WNI lainnya yang kini tinggal di Saint-Ouen-sur-Seine, Prancis, mengaku sempat mengalami keterlambatan bus akibat gelombang panas.
"Kalau bus pernah sekali, di jadwal harusnya sudah ada busnya. Namun ketika ke halte bus, ternyata ada tulisan 50 menit lagi [busnya sampai], mungkin gara-gara gelombang panas juga jadi berkurang busnya," tutur Maria Rosa kepada CNNIndonesia.com.
Maria, yang telah tinggal di Prancis selama lima tahun, juga menggambarkan kondisi kereta di negara itu kala gelombang panas menerpa.
"Kalau kereta, kayak KRL gitu, kereta bawah tanahnya ada yang ber-AC dan ada yang tidak. Jadi kalau misalnya tidak ber-AC, jendelanya dibuka," tuturnya.
"Sebenarnya kalau kereta bawah tanah lebih sejuk karena di bawah tanah, jadi lebih dingin gitu. Intinya aman."
Diah juga bercerita soal gelombang panas 2003 yang menewaskan ribuan orang. Selengkapnya di halaman sebelah >>>