Seorang pejabat badan administrasi di Provinsi Ryanggang, Korut, mengatakan Kim Yo Jong sempat memerintahkan eksekusi pejabat karena 'membuatnya gelisah.'
"Berita bahwa mereka menembak mati seorang pejabat tinggi di Pyongyang menyebar di antara pejabat di Hyesan saat ini. Kami tidak tahu siapa pejabat yang dieksekusi, tetapi saya dengar dari seorang pejabat yang dekat dengan saya bahwa dia dieksekusi atas perintah Kim Yo Jong," kata pejabat itu kepada Radio Free Asia pada 2021.
"Dia [Kim Yo Jong] memperhatikan sejumlah pejabat yang membuatnya gelisah. Dia mengumpulkan data yang menunjukkan mereka menantang otoritas partai, kemudian melaporkan hal ini ke atasannya, Kim Jong Un," tutur sumber lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sumber RFA juga menyampaikan Kim Yo Jong disebut-sebut menjadi dalang dari eksekusi pejabat bea cukai Sinuiju pada 2019.
Sejumlah pejabat lain juga sempat dieksekusi setelah pemerintah mengadakan investigasi ke beberapa pejabat partai Kota Sinuiju, badan administrasi, dan kementerian keamanan nasional.
"Saat muncul kabar Kim Yo Jong merupakan dalang eksekusi ini, sejumlah pejabat menyebutkan 'wanita iblis'," tutur sumber RFA.
Kim Yo Jong menjadi anggota keluarga dinasti Kim yang memasuki wilayah selatan batas Korsel-Korut, yang disebut paralel ke-38.
Sebagaimana diberitakan Britannica, garis itu dibentuk militer AS saat akhir Perang Dunia II sebagai batas militer antara kubu sekutu dan kubu Uni Soviet.
Kim Yo Jong sempat mengejek mantan Presiden Korsel Moon Jae In sebagai 'burung beo AS."
"Kami hampir tidak bisa menahan keheranan atas rasa tidak tahu malunya. Dia [Moon] tidak merasa bersalah meski 'dipuji' sebagai burung beo yang dibesarkan Amerika," kata Kim Yo Jong pada Maret 2021, dikutip dari Associated Press.
Beberapa warga Korut sempat mengejek Kim Yo Jong setelah perempuan itu berpidato soal Covid-19.
"Mereka menganggap harga diri Kim Yo Jong sangat rendah karena terpaku pada pidato tertulis dan membacanya dengan suara gemetar seperti seorang siswa," ujar seorang sumber kepada Radio Free Asia.
Sumber RFA juga mengatakan sejumlah orang kecewa karena Kim Yo Jong tak membahas upaya untuk meningkatkan situasi finansial negara itu.
(pwn/bac)