Dilansir dari Guardian, Holcim yang bermarkas di Swiss, tidak mau berkomentar langsung atas gugatan tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan, perusahaan semen ini mengklaim telah "mengambil tindakan iklim dengan sangat serius" dan telah secara signifikan mengurangi jejak CO2dalam satu dekade terakhir.
Sementara itu, Departemen Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., Ahmad Parno Saverillah, belum menanggapi permintaan CNNIndonesia.com terkait komentar soal gugatan ini. PT Semen Indonesia telah mengakuisisi Holcim Indonesia pada 2019 dan mengubah namanya menjadi PT Solusi Bangun Indonesia.
Dalam laporan terbaru litigasi iklim, pihak-pihak yang berkampanye soal kerusakan lingkungan lebih sering menargetkan sektor korporat dalam skala besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, masih sedikit gugatan yang diajukan terhadap industri semen. Padahal, sektor tersebut merupakan sektor yang paling menyumbang polusi karbon terbanyak.
Beton, yang material utamanya adalah semen, diprediksi bertanggung jawab atas empat sampai delapan persen emisi karbondioksida dunia.
Holcim sendiri bergabung dengan perusahaan semen Prancis Lafarge pada 2015, membuatnya menjadi produsen semen terbesar di dunia.
Dalam riset Institut Akuntabilitas Iklim, emisi yang dikeluarkan kedua perusahaan tersebut mencapai lebih dari tujuh miliar ton CO2 dari 1950 hingga 2021. Jumlah emisi ini setara dengan 0,42 persen emisi industri dalam sejarah global.
Holcim dan Lafarge juga mendapatkan predikat ke 47 atas 100 perusahaan yang paling mengeluarkan emisi gas rumah kaca dari studi Universitas Massachusetts.
Perusahaan tersebut saat ini mengoperasikan 269 pabrik semen dan penggilingan di berbagai negara.
Dalam studi HEKS/EPER, Holcim memproduksi lebih dari tujuh miliar ton semen mulai 1950 hingga 2021. Produksi ini menimbulkan jumlah emisi CO2 yang hampir sama.
Sejauh ini, Holcim telah menetapkan target dekarbonisasi berbasis sains, termasuk komitmen untuk mengurangi emisi absolut tingkat 3 sebesar 90% pada 2050, dibandingkan dengan 2020. Untuk 2030, perusahaan memiliki target untuk mengurangi intensitas CO2 dan jumlah emisi CO2 per ton bahan semen.
(pwn/rds)