Kenapa Uni Soviet Bisa Bubar?

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Sep 2022 19:45 WIB
Bagaimana kronologi Uni Soviet, negara adidaya dan terbesar, pada masanya bisa runtuh dan berubah menjadi negara yang kini dikenal sebagai Rusia?
Bagaimana kronologi Uni Soviet, negara adidaya dan terbesar, pada masanya bisa runtuh dan berubah menjadi negara yang kini dikenal sebagai Rusia? (Foto: AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Soviet sempat menjadi negara terbesar di dunia sejak didirikan pada 1922 hingga masa-masa akhirnya sebelum runtuh pada akhir 1991 dan berubah menjadi Rusia.

Kala itu, Uni Soviet menguasai 22.400.000 km persegi daratan atau satu per enam daratan di dunia.

Uni Soviet, yang membentang dari benua Eropa hingga Asia, merupakan sebuah negara komunis dengan sistem federal yang terdiri dari 15 republik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, populasi di Uni Soviet mencapai lebih dari 290 juta dengan 100 kebangsaan yang berbeda, menurut Britannica.

Krisis politik besar-besaran yang terjadi di internal Uni Soviet selama bertahun-tahun memicu belasan republik yang semula tergabung satu per satu mulai memberontak dan memerdekakan diri menjadi negara berdaulat. 

Perpecahan Uni Soviet sebenarnya sudah terlihat sejak akhir 1980-an di mana puncaknya adalah ketika Estonia menjadi republik pertama yang menyatakan bercerai dan memisahkan diri dari Soviet pada 1988.

Sejak itu, belasan republik lainnya mengekor hingga pada Desember 1991, tiga pendiri menyatakan Uni Soviet sudah bubar dan tidak ada lagi.

[Gambas:Video CNN]

Jadi, apa yang menyebabkan negara besar ini kemudian runtuh?

Keruntuhan Uni Soviet mulai tampak ketika sejumlah republiknya seperti Estonia, Lithuania, dan Latvia--yang kini menjadi negara Baltik--memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaan mulai sekitar akhir 1980-an.

Saat itu, Mikhail Gorbachev, baru beberapa tahun terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet yang menjadi pemimpin de facto negara perserikatan tersebut.

Gorbachev terpilih menjadi pemimpin Uni Soviet pada 1985 menggantikan Konstantin Chernenko yang meninggal dunia di usia ke-73. 

Di awal kepemimpinannya, Gorbachev telah dihadapkan dengan situasi yang sulit terutama pertumbuhan ekonomi Uni Soviet yang terus stagnan.

Gorbachev pun mencoba mereformasi beberapa sektor demi membangkitkan perekonomian Uni Soviet. Salah satu caranya yakni menggiring liberalisasi Uni Soviet yang dikenal sebagai glasnost dan perestroika.

Kebijakan itu berupaya membuat Uni Soviet menjadi lebih terbuka, terutama kebebasan media dan berpendapat. Gorbachev bahkan mengusulkan bahwa pemilihan Partai Komunis Soviet harus menawarkan sejumlah kandidat yang dipilih melalui pemungutan suara.

Sejumlah ahli menganggap ada beberapa faktor yang menyebabkan Uni Soviet runtuh di era Gorbachev.

Faktor Ekonomi dan Politik

Dari kebijakan glasnost, masyarakat diizinkan mengkritik Uni Soviet, membuat negara itu tak lagi dapat mengontrol media dan ruang publik.

Sementara itu, dalam kebijakan perestroika, Gorbachev memilih melepaskan kendali pemerintah dari ekonomi Soviet. Ia menilai untuk membangkitkan ekonomi Soviet dibutuhkan inovasi individu dan perusahaan.

Aturan tersebut juga mengizinkan pekerja untuk berdemo menuntut kondisi kerja yang lebih layak. Gorbachev juga membuka investasi asing untuk perusahaan Soviet.

Sayangnya, kebijakan Gorbachev itu justru menjadi bumerang bagi kepemimpinan dan status Uni Soviet sendiri.

Pemogokan, demonstrasi, hingga tuntutan sejumlah republik yang ingin memerdekakan diri pun tidak bisa dihindari Gorbachev. Pertumbuhan ekonomi yang terus anjlok dan tingkat kriminalitas yang tinggi kala itu pun semakin mengacaukan Uni Soviet.

Perekonomian Soviet diterpa inflasi spiral. Tak hanya itu, harga minyak yang jatuh membuat ekonomi Soviet semakin terpuruk, seperti dikutip History.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Faktor Perang Dingin hingga Bencana Nuklir Chernobyl

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER