Pada 2016 lalu, Uni Emirat Arab pernah membeli enam unit CN235 untuk keperluan angkut militer dan satu unit pesawat berjenis sama sebagai alat transportasi very very important person (VVIP).
Pada Juli lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto berkunjung ke Uni Emirat Arab dan meneken sejumlah kesepakatan.
Salah satu kesepakatan kerja sama antara PTDI dan Laidus LLC. Kerja sama ini mencakup kerja sama perdagangan untuk pesawat CN235 dan N219.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, MoU juga mencakup kerja sama pengembangan ver pesawat N219 dan UAV MALE Elang Hitam.
"MoU ini diharapkan dapat mendorong peningkatan dan pengembangan bisnis kedua perusahaan, termasuk akselerasi strategi pemasaran produk PTDI di Kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara," ujar Direktur utama PTDI Gita Amperiawan dari situs resmi Kemhan RI.
Vietnam juga memesan pesawat buatan Indonesia untuk kepentingan komersial yakni
Negara itu memasan tiga pesawat tipe C212-400 MPA.
Thailand disebut keranjingan membeli pesawat buatan PTDI karena dianggap sesuai dengan medan dan kebutuhan pertahanannya.
Pada Juli lalu, PTDI sepakat mengekspor satu unit pesawat NC212i ke Department of royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA) Thailand.
Pesawat itu diterbangkan pada 3 Agustus dari Hanggar Delivery Center PTDI Bandung ke Nakhon Sawan Air Base, Nakhon Sawan.
Secara geografis Thailand dekat dengan Indonesia sehingga mempermudah servis pendukung pada pembelian pesawat.
Pada 2015 lalu, Thailand membeli pesawat C212-400 untuk melakukan hujan buatan (rain making).
Menurut data PDTI, Thailand pernah membeli lima unit pesawat NC212 dan dua unit NC235 untuk kebutuhan angkutan sipil.
(isa/bac)