China Serukan Putin Lakukan Gencatan Senjata di Ukraina
China mendesak Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata melalui dialog dan konsultasi. Ini disampaikan setelah Presiden Vladimir Putin memutuskan mobilisasi parsial pada Rabu (21/9).
"Kami mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai gencatan senjata lewat dialog dan konsultasi, dan menemukan solusi yang mengakomodasi isu keamanan sah dari semua pihak secepatnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, dikutip dari AFP.
"[China juga] bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional untuk terus mengambil peran konstruktif untuk mengurangi eskalasi situasi," lanjutnya.
Wang juga menuturkan penting untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial setiap negara.
Ia lalu menyampaikan, "Tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus dipatuhi, isu keamanan yang sah seluruh negara harus ditindaklanjuti secara serius, dan seluruh upaya kondusif untuk mencapai resolusi damai dari krisis ini harus didukung."
Sebagaimana dilansir AFP, Putin pada hari ini mengumumkan mobilisasi parsial dan bersumpah melakukan cara apapun untuk membela wilayah Rusia.
Keputusan Putin ini menuai kritik dari sejumlah negara Barat, menilainya sebagai upaya eskalasi dan keputusan salah dari Rusia.
"Mobilisasi parsial yang dideklarasikan Vladimir Putin merupakan upaya meningkatkan eskalasi perang yang diluncurkan Rusia melawan Ukraina," kata Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dikutip dari Reuters.
"[Ini] merupakan langkah buruk dan salah dari Rusia, yang tentu saja bakal kami diskusikan dan konsultasikan secara politik terkait cara meresponnya," ujar Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck.
Di sisi lain, hubungan China dan Rusia semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya mendeklarasikan kerja sama "tanpa batas" untuk melawan pengaruh global Amerika Serikat.
(pwn/bac)