5 Fakta Wajib Militer Rusia, Gaji Besar hingga Pelonco Brutal

CNN Indonesia
Minggu, 25 Sep 2022 15:45 WIB
Warga Rusia berbondong kabur setelah Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi wajib militer. Mereka takut direkrut, lalu dikirim untuk berperang di Ukraina.
Warga Rusia berbondong kabur setelah Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi wajib militer. Mereka takut direkrut, lalu dikirim untuk berperang di Ukraina. (Reuters/Anton Vaganov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Rusia berbondong kabur setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi wajib militer. Mereka takut direkrut menjadi tentara cadangan, lalu dikirim untuk berperang di Ukraina.

Putin sebenarnya memerintahkan mobilisasi parsial, yang berarti hanya berlaku untuk warga dari kelompok tertentu. Mobilisasi ini hanya menyasar orang yang sempat bekerja di angkatan bersenjata atau memiliki kemampuan militer.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan sekitar 300 ribu tentara cadangan bakal dikerahkan dalam mobilisasi itu. Tugas utama mereka, lanjutnya, memperkuat garis depan pasukan Rusia di Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari perintah itu, berikut fakta-fakta umum terkait wajib militer di Rusia.

1. Hukum Rusia izinkan mobilisasi wamil

Hukum Rusia memang mengizinkan mobilisasi wamil untuk menghadapi agresi asing atau serangan terhadap Negeri Beruang Merah.

Sederhananya, mobilisasi Rusia bertujuan mempersiapkan ekonomi dan angkatan bersenjata mereka dalam perang, termasuk dengan mengerahkan tentara cadangan, demikian dilaporkan The Moscow Times.

Namun, mereka seharusnya baru bisa dikirim ke zona perang aktif setelah empat bulan pelatihan usai perekrutan wajib militer.

Salah satu anggota koalisi pengacara yang membantu warga penolak wamil, Oleg Kuznetsov, juga mengakui bahwa mobilisasi wamil memang diizinkan.

"Namun di Rusia, ini sangat tak populer. Ini tak populer selama perang Afghanistan 50 tahun lalu, dan di Chechnya 25 tahun lalu," katanya, dikutip Al Jazeera.

2. Gaji tinggi

Berdasarkan laporan Reuters, tentara cadangan bakal diberikan insentif finansial dan dibayar setara dengan tentara pekerja tetap.

Biaya itu bahkan disebut jauh lebih banyak ketimbang upah rata-rata warga Rusia. Keuntungan ini membuat sejumlah laki-laki di provinsi dengan upah rendah tertarik untuk bergabung.

[Gambas:Video CNN]

3. Perpeloncoan brutal

Wajib militer Rusia dikenal dengan perpeloncoan tinggi, bahkan dari sebelum Uni Soviet runtuh.

Sejak dulu, banyak pemuda pun mengupayakan berbagai cara untuk menghindari wajib militer. Mereka takut akan ritual perpeloncoan yang disebut sebagai dedovshchina.

Di bawah sistem informal ini, tentara senior merampok, menyiksa, dan menundukkan anggota wamil junior, sementara para perwira menutup mata.

Al Jazeera melaporkan bahwa perpeloncoan itu masih terjadi hingga hari ini.

Kondisi perpeloncoan selama wajib militer Rusia ini dibahas dalam novel karya Yuri Poliakov yang dirilis pada 1987, bertajuk "100 Days Before Command."

Novel itu berisi kisah jujur soal perpeloncoan wajib militer yang penuh kekerasan selama tahun pertama pelayanan mereka.

Pada tahun-tahun berikutnya, terutama setelah Uni Soviet pecah, media terus mengekspos kondisi mengerikan di angkatan bersenjata. Beberapa di antaranya kekurangan gizi parah, perawatan medis yang buruk, dan cedera permanen wajib militer.

Jurnalis juga memberikan gambaran gamblang soal anggota wamil terlalu sering mencoba bunuh diri, berusaha lari agar tak kembali ke unit mereka, demikian laporan Human Rights Watch.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

5 Fakta Wamil Rusia: Gaji Besar, Pelonco Brutal

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER