Kebijakan pemerintah Korea Utara membentuk pasukan khusus untuk memburu warga yang mencuri gandum di tengah krisis ekonomi mendapat protes keras. Pasalnya, mereka yang ditangkap tidak hanya yang membawa gandum curian, tetapi juga warga yang membawa gandum legal.
Salah seorang warga Kota Tokchon yang ditangkap karena membawa gandum legal mengaku marah dengan petugas patroli yang menangkapnya. Hal itu lantaran ia diminta kembali ke daerah sebelumnya untuk mengonfirmasi bahwa gandum yang ia bawa betul-betul miliknya.
"Saya sangat marah ketika mereka menyuruh itu," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kewajiban Korea Utara memaksa warga mengikuti kelas Undang-undang Nuklir selama sepekan faktanya mengundang keresahan warga. Masyarakat Korut menilai kewajiban tersebut hanya membuang-buang waktu.
Apalagi, kini warga tak lagi peduli dengan persoalan nuklir yang kerap dibahas negara itu. Mereka lebih memikirkan masalah ekonomi negara yang terus mencekik.
"Para warga saat ini sadar betul bahwa pembangunan dan pemilikan senjata nuklir sama sekali tak membantu kehidupan mereka. Dengan demikian kelas itu amat membuang waktu," kata seorang warga.
"Mereka menuduh pemerintah sebagai paranoid, selalu membuat kesan bahwa AS benar-benar akan menyerang kami," tuturnya lagi.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Duka Raja Charles di Tragedi Kanjuruhan hingga 'Kaum Rebahan' China |
Peluncuran rudal balistik pada 25 September lalu mendapat reaksi negatif dari warga. Masyarakat mengaku tak mengerti dengan pemerintah yang tak bosan meluncurkan rudal. Padahal, peluncuran rudal menurut mereka tak bisa menolong kehidupan masyarakat.
"Merespons peluncuran rudal pada 25 September, kebanyakan warga mengkritik pemerintah, mengatakan mereka tak mengerti kenapa pemerintah terus meluncurkan rudal mengingat tindakan itu tak menolong kehidupan masyarakat dan hanya mempersulit ekonomi," kata seorang warga dari Provinsi Hamgyong Utara kepada Radio Free Asia.
Warga juga mengaku tak lagi tertarik dengan topik rudal yang kelewat sering dilakukan Kim Jong Un. Mereka justru ingin agar pemerintah lebih memperhatikan ekonomi negara.
"Berita terkait peluncuran rudal belum dikirimkan ke media, tetapi itu berlangsung sangat sering sehingga masyarakat mulai tak tertarik atas topik itu sejak lama. Kebanyakan dari kami sangat kesulitan memenuhi kebutuhan saat ini," ujar dia.
(blq/bac)