Presiden China Xi Jinping merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh bagi Negeri Tirai Bambu.
Banyak yang menyebut Xi merupakan salah satu pemimpin terkuat China setelah Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak menduduki jabatan tertinggi China pada 2013, Xi mengungkapkan janji besar.
"Kita akan terus berjuang untuk peremajaan besar negara China. Tanggung jawab besar ini adalah untuk kesejahteraan rakyat," kata Xi, dikutip dari CGTN.
Selain menjadi presiden China, Xi mengemban tanggung jawab sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC).
Selama di PKC, Xi memiliki berbagai prestasi untuk membuat partai itu lebih baik dan berpengaruh dalam kemajuan China.
Berikut prestasi Xi Jinping di Partai Komunis China:
Lihat Juga : |
Xi beranggapan bahwa keselamatan PKC berada pada kepercayaan masyarakat terhadap partai itu. Ia menilai ancaman terbesar PKC ada di dalam partai itu sendiri.
Dari pandangan ini, Xi kemudian meluncurkan kampanye anti korupsi. Ia menghukum lebih dari satu juta pejabat PKC yang korupsi di berbagai level.
"Kita harus melakukan apa yang harus dilakukan, dan menghukum mereka yang pantas mendapatkannya. Jika kita tak berani menindak ratusan ribu pejabat korup, kita telah menyinggung 1,3 miliar orang," kata Xi.
"Baik atau tidaknya jalan China menuju sosialisme dengan karakteristik China bergantung pada fakta dan akan dinilai oleh rakyat China, ketimbang mereka yang menggunakan penutup mata dan mengandalkan asumsi subjektif mereka," lanjutnya.
Xi Jinping mampu membuat para pejabat PKC setuju untuk menghapus konstitusi yang membatasi jabatan presiden hingga dua periode.
Sebagaimana diberitakan South China Morning Post, keputusan ini memberikan jalan bagi Xi untuk memimpin China setelah 2023.
Mengganti konstitusi ini juga memperkuat legitimasi kekuatan Xi dalam PKC.
Mantan ekonom senior untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di China, Bill Bikales, mengatakan Xi Jinping berusaha mengubah citra Partai Komunis di dalam negeri dan secara internasional dengan mengurangi kesenjangan sosial dan beralih ke pembangunan berkualitas, dikutip The Wall Street Journal.
"Dia ingin menunjukkan bahwa sosialisme lebih baik daripada kapitalisme Barat dalam melindungi semua masyarakatnya," kata Bikales.
Distribusi kekayaan menjadi salah satu masalah China dalam mempertahankan nilai komunisnya selama ini.
Sebab, perekonomian China yang berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir turut meningkatkan standar hidup layak warganya secara drastis. Namun, di sisi lain, koefisien Gini atau tingkat kesenjangan pendapatan rakyat China justru semakin jauh dari semula 59.9 pada 2020 70,4 pada 2021.
(pwn/bac)