Taiwan Ultimatum China: Pesawat yang Terobos Wilayah Dianggap Serangan

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2022 20:14 WIB
Taiwan akan merespons setiap pesawat militer dan drone China yang menerobos wilayahnya sebagai sebuah serangan, menambah panas ketegangan antara keduanya.
Taiwan akan merespons setiap pesawat militer dan drone China yang menerobos wilayahnya sebagai sebuah serangan, menambah panas ketegangan antara keduanya. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taiwan melayangkan ultimatumnya dengan menegaskan setiap jet tempur dan pesawat nirawak (drone) China yang menerobos wilayahnya akan dianggap sebagai "serangan pertama".

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mendeklarasikan peringatan keras itu di hadapan parlemen pada Rabu (5/10) saat menggelar rapat soal penilaian ancaman keamanan dari China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di masa lalu kami mengatakan bahwa kami tidak akan menjadi yang pertama melancarkan serangan, yang berarti kami tidak akan menembakkan tembakan pertama tanpa (China) menembakkan peluru artileri atau rudal terlebih dahulu," ucap Chiu.

"Tapi sekarang definisinya jelas berubah, karena China menggunakan alat seperti drone. Jadi kami juga menyesuaikan dan akan melihat setiap penerobosan suatu entitas (ke wilayah udara teritorial Taiwan) sebagai serangan pertama," paparnya menambahkan dalam rapat Komite Pertahanan Luar Negeri dan Nasional di parlemen.

Anggota legislatif Taiwan terus menekan Chiu agar menjelaskan strategi detail menanggapi kemungkinan serangan China dalam rapat tersebut.

Chiu lantas menegaskan militer Taiwan "tentunya telah memiliki batas-batas krusial" yang tidak boleh diterobos siapa pun terkait keamanan wilayah tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Chiu menekankan militer Taiwan akan melancarkan "serangan balasan" ketika batas-batas tersebut diterobos oleh musuh.

Meski begitu, ia tidak menjelaskan bagaimana bentuk serangan balasan itu.

CNN telah menghubungi Kementerian Luar Negeri China untuk memintai tanggapan atas ultimatum Taiwan tersebut namun belum merespons.

Ultimatum Taiwan ini datang ketika Taipei dan Beijing terus bersitegang sejak Agustus lalu. Saat itu, Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi dan anggota Kongres lainnya mengunjungi Taiwan terlepas dari kecaman China.

Sebab, China menganggap setiap kunjungan pejabat asing menandakan dukungan terhadap kemerdekaan Taiwan, wilayah yang Beijing anggap sebagai pembangkang karena kekeh ingin memisahkan diri.

Sejak itu, China makin gencar melancarkan provokasi militer terhadap Taiwan seperti menggelar latihan besar-besaran di sekeliling pulau itu hingga mengirim puluhan jet tempur dan kapal perang ke Selat Taiwan.

Presiden Tsai Ing-wen berulang kali menegaskan militer Taiwan siap melancarkan serangan balasan yang diperlukan dan tepat" terhadap taktik perang China.

"Kami tidak akan memberikan China dasar untuk membuat konflik. Kami tidak akan terprovokasi sengketa dan kami akan menahan diri, tapi itu bukan artinya kami akan diam saja dan tidak memberikan respons balasan," ucap Tsai.



(rds)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER